Berita 11 Tahun Hilang, Ini Alasan Malaysia Masih Mau Cari MH370

by
Berita 11 Tahun Hilang, Ini Alasan Malaysia Masih Mau Cari MH370


Jakarta, Pahami.id

Malaysia mengumumkan bahwa mereka akan terus mencari pesawat tersebut Maskapai Malaysia MH370 yang menghilang secara misterius pada tahun 2014.

Dalam rilis resminya, Rabu (3/12), Kementerian Perhubungan Malaysia memaparkan alasan relokasi pesawat tersebut.


Perkembangan terbaru ini menggarisbawahi komitmen pemerintah Malaysia untuk memberikan solusi kepada keluarga yang terkena dampak tragedi ini, demikian rilis resmi Kementerian Transportasi Malaysia.

Rencana untuk terus mencari pesawat tersebut sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu.

Pada bulan Desember 2024, Menteri Transportasi Anthony Loke mengonfirmasi Infinity Ocean akan melakukan pencarian dengan dasar “tanpa pencarian, tanpa bayaran”.

Jika ditemukan puing-puing atau serpihan MH370 yang dapat menunjukkan keberadaan pesawat tersebut, maka perusahaan akan dibayar hingga US$ 70 juta.

Pada tahun 2018, Ocean Infinity ikut serta dalam pencarian dengan cakupan pencarian 25.000 km di Samudera Hindia.

Upaya tersebut berakhir pada bulan Juni dan belum membuahkan hasil yang memuaskan.

MH370 terbang pada 8 Maret 2014 dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, Tiongkok. Pesawat itu membawa 239 orang termasuk penumpang dan awak.

Sebanyak 150 orang merupakan WN Tiongkok, 50 orang merupakan WN Malaysia, dan sisanya merupakan WN berbagai negara seperti Perancis, Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan India.

Transmisi terakhir pesawat terjadi sekitar 40 menit setelah lepas landas dari Kuala Lumpur.

Saat itu, kapten pilot Zaharie Ahmad Shah mengakhiri pembicaraan dengan mengucapkan “Selamat malam, Malaysia Three Seven Zero” saat pesawat memasuki wilayah udara Vietnam.

Tak lama kemudian, transponder mati, sehingga pesawat tidak dapat dideteksi.

Berdasarkan radar militer, pesawat meninggalkan jalur penerbangannya dan kembali ke wilayah udara Malaysia Utara dan Pulau Penang, kemudian keluar ke Laut Andaman menuju ujung Pulau Sumatera, Indonesia.

Pesawat kemudian berbelok ke selatan dan semua kontak hilang.

Berbagai metode pencarian telah digunakan, termasuk analisis data satelit, yang menunjukkan bahwa pesawat tersebut mungkin jatuh di suatu tempat di Samudra Hindia Selatan, di lepas pantai Australia Barat.

Namun hingga saat ini belum ada temuan signifikan dari rangkaian penggeledahan yang dilakukan.

(ISA/RDS)