Era HP Super Tipis Berakhir, Penjualan iPhone Air dan Galaxy Edge Anjlok – Tekno

by
Era HP Super Tipis Berakhir, Penjualan iPhone Air dan Galaxy Edge Anjlok – Tekno

Pahami.id – Kedua raksasa teknologi, Apple dan Samsung, tampaknya menerima pesan yang sama dari pasar: era ponsel ultra-tipis yang mengorbankan fitur-fitur penting telah berakhir.


Angka penjualan iPhone Air edge dan Samsung Galaxy S25 yang mengecewakan menjadi bukti nyata bahwa konsumen lebih mengutamakan daya tahan baterai dan kemampuan kamera dibandingkan bodi ramping.


Kegagalan iPhone Air dan Samsung Galaxy S25 Edge dari dua merek terbesar ini menandai titik balik tren desain ponsel cerdas, di mana inovasi estetika tidak lagi dapat mengalahkan fungsionalitas praktis.




Produksi Dipotong Apple, Samsung menghentikan seri


Udara iPhone. [Apple]

Kenyataan pahit pertama datang dari Samsung. Menurut laporan dari Newspim, penjualan Galaxy S25 Edge mengecewakan, hanya terjual 190.000 unit di bulan pertama.


Angka tersebut sangat jauh dibandingkan model lain di seri yang sama, seperti S25 Ultra yang mencapai 2,55 juta unit.


Akibatnya, Samsung dilaporkan membatalkan rencana penerusnya, Galaxy S26 Edge, dari jajaran tahun depan.


Nasib yang sama terjadi pada apel. Laporan dari ELEC menyatakan bahwa Apple terpaksa memangkas perkiraan produksi iPhone Air sekitar satu juta unit karena permintaan yang lebih rendah dari perkiraan.


Ironisnya, di saat yang sama, Apple justru berencana menambah volume produksi seri utama iPhone 17 sebanyak dua juta unit, menandakan masalahnya bukan pada mereknya, melainkan pada produk tertentu.


Analisis kegagalan: kompromi yang tidak dapat diterima oleh pengguna


Para analis menduga “dosa” utama iPhone air adalah kompromi yang harus dibayar untuk mencapai ketebalan hanya 5,6 mm.


Meski ditenagai chip A19 Pro yang bertenaga, iPhone air hanya dibekali baterai berkapasitas 3.149 mAh, kapasitas yang terbilang terlalu kecil untuk sebuah ponsel dibanderol Rp 21 jutaan.


Perpaduan harga premium dengan spesifikasi yang dikorbankan membuat posisinya ‘tertahan’.


Pengguna yang sadar akan nilai cenderung memilih iPhone 17 standar yang lebih terjangkau, sementara mereka yang mencari fitur terbaik langsung memilih model iPhone 17 Pro yang menawarkan sistem kamera superior.


Performa iPhone Air yang buruk mencerminkan tren pasar yang lebih besar. Desain ultratipis sering kali mendapat tanggapan beragam karena memaksa produsen mengurangi kapasitas baterai dan kompleksitas modul kamera, dua fitur yang paling dihargai oleh pengguna modern.


Berbagai kegagalan yang dialami Apple dan Samsung ini merupakan pelajaran berharga bahwa dalam dunia ponsel pintar, fungsi pada akhirnya akan menentukan bentuknya.