Fenomena Childfree di Indonesia Belum Mengkhawatirkan Menurut BKKBN – Gaya

by

Indonesia. Bersama, Jakarta – Diskusi terkait bebas anak menjadi perbincangan hangat di media sosial belakangan ini menyusul pernyataan tokoh masyarakat Gita Savitri yang memutuskan untuk tidak memiliki anak. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai fenomena pasangan atau masyarakat yang memutuskan untuk tidak memiliki anak atau tidak memiliki anak di Indonesia belum memprihatinkan.

“Sampai saat ini BKKBN tidak melihat fenomena tersebut sebagai fenomena yang mengkhawatirkan,” kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Eni Gustina.

Eni menilai, fenomena tanpa anak saat ini tidak mengkhawatirkan jika dilihat dari situasi kependudukan pada 2020. Hal itu merujuk pada hasil Sensus Penduduk Long Form 2020 yang menunjukkan bahwa angka kelahiran secara keseluruhan (TFR) Indonesia masih di angka 2,18. poin.

Angka kelahiran masih aman
Eni mengatakan, angka kelahiran total tiap daerah masih berbeda dengan beberapa daerah terendah adalah Yogyakarta dan Bali. Meski begitu, secara rata-rata nasional masih dikatakan aman.

“Saya tetap bersyukur, artinya mayoritas kita di Indonesia masih ingin memilikinya keluargamau punya keturunan, penggantinya tetap ada,” ujarnya.

Dari sisi kependudukan, Eni mengatakan BKKBN berharap pertumbuhan penduduk di Indonesia tidak berada pada level terendah atau bahkan menurun seperti yang terjadi di Jepang dan Singapura. Jika jumlah penduduk usia muda atau produktif berkurang, kata Eni, dikhawatirkan ke depan tidak ada lagi yang menopang penduduk lanjut usia. Dalam konteks kalkulasi ekonomi, Eni mengatakan Indonesia masih membutuhkan penduduk muda.

“Tapi sebenarnya Indonesia tidak berharap orang tidak punya apa-apa anak karena kita juga perlu menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk,” jelasnya.

Pilihan Editor: Keputusan tanpa anak tidak selalu permanen, dapat berubah di masa mendatang