Buruh elektronik Malaysia seperti kerja paksa – Berita Dunia

by

menara Petronas

sumber gambar, AFP

keterangan,

Malaysia sejauh ini memiliki citra kondisi kerja tenaga kerja yang relatif baik di Asia.

Hampir sepertiga dari 350.000 pekerja industri elektronik Malaysia bekerja dalam kondisi yang mirip dengan kerja paksa, ungkap sebuah laporan oleh organisasi buruh AS.

Verite – yang menerima dana dari Departemen Tenaga Kerja AS – mengatakan para pekerja yang menderita itu berasal dari Nepal, Myanmar, dan Indonesia.

Banyak agen tenaga kerja membebankan biaya perekrutan tinggi yang sangat sulit dibayar kembali kepada pekerja, yang terus-menerus dibebani hutang. Mereka juga harus menyerahkan paspor mereka.

Namun, Verite tidak menyebutkan perusahaan tempat para pekerja yang menderita kondisi buruk tersebut bekerja.

Dalam laporannya yang dipublikasikan pada Rabu, 17 September, Verite mengkritisi sistem yang memungkinkan agen perekrutan meningkatkan kontrol atas upah dan kondisi kerja.

Laporan yang didasarkan pada wawancara dengan 501 pekerja tersebut menyebutkan bahwa sekitar 28% pekerja bekerja dalam kondisi yang mirip dengan kerja paksa.

Malaysia mempekerjakan ratusan ribu pekerja untuk memproduksi komponen elektronik untuk perusahaan internasional, seperti Apple, Samsung, Sony, Intel, Bosch.

Dengan perkiraan nilai US$75 miliar, sektor industri elektronik Malaysia berperan penting dalam mendukung merek global.

Laporan ini diharapkan dapat mengejutkan konsumen produk elektronik mengingat citra Malaysia selama ini dengan standar kesejahteraan tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan beberapa negara Asia lainnya, termasuk China.