Berita Warga Israel Hambat Bantuan untuk Masyarakat Gaza

by


Jakarta, Pahami.id

Penghuni Israel masih terus memblokir masuknya pasokan makanan dan batu bagi penduduk Gaza. Mereka memprovokasi kericuhan dengan berdemonstrasi hingga penyaluran bantuan terhenti.

Dikutip dari CNN, selama berminggu-minggu pejabat perbatasan Israel mengizinkan pengunjuk rasa mengganggu konvoi bantuan penting di Kerem Shalom, satu-satunya perbatasan yang berfungsi dengan Gaza.

Bahkan, kawasan tersebut kini dinyatakan sebagai zona militer tertutup. Namun pengunjuk rasa terus berdatangan dan berusaha mengalahkan polisi.


Protes tersebut dipimpin oleh gerakan “Tsav 9”, sebuah kelompok cadangan. Penunjukan “Orde 9” mengacu pada pemberitahuan mobilisasi darurat yang memanggil pasukan cadangan.

Para pengunjuk rasa mengatakan mereka khawatir bantuan tersebut membantu militan Hamas yang masih menyandera teman dan kerabat mereka.

Mereka berpendapat bahwa mencegah makanan dan pasokan memasuki Gaza akan memaksa Hamas melepaskan mereka.

Sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh Institut Demokrasi Israel menemukan bahwa dua pertiga warga Yahudi Israel mendukung pandangan mereka yang menentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pembantaian di wilayah tersebut telah menewaskan lebih dari 30 ribu orang. Warga yang tersisa terpaksa meninggalkan rumah mereka dan berjuang untuk bertahan hidup.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan makanan dan air bersih semakin berkurang dan penyakit menyebar. Ada peningkatan malnutrisi akut, katanya. Anak itu sedang sekarat.

Namun bantuan tersebut lambat untuk menjangkau mereka yang paling membutuhkan. Israel membatasi apa yang boleh masuk.

Seorang pejabat PBB mengatakan dari 24 Februari hingga 3 Maret kurang dari 1.000 truk memasuki Jalur Gaza, jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan yaitu 500 truk per hari.

[Gambas:Video CNN]

Beberapa negara telah mulai mengurangi bantuan udara, dan AS, Inggris, dan Uni Eropa sedang membangun koridor pelayaran di Mediterania untuk mengakses Gaza secara langsung, namun PBB mengatakan akses jalan raya tetap penting untuk menghentikan memburuknya bencana tersebut.

Pada hari Kamis, polisi perbatasan Israel mengkonfirmasi bahwa sebuah truk bantuan telah berhasil melewati Kerem Shalom, tetapi hal ini terjadi setelah menggagalkan beberapa upaya pengunjuk rasa selama beberapa jam. Seiring berjalannya waktu, petugas mengambil sikap yang lebih agresif terhadap para pengunjuk rasa.

Ini adalah momen penting untuk pengiriman bantuan melalui Kerem Shalom ketika Gaza semakin dekat dengan kelaparan. Menurut otoritas kesehatan Gaza, setidaknya 17 anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi.

Masih banyak lagi yang sakit. Di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan – satu-satunya fasilitas anak yang masih beroperasi di utara Gaza -. Para dokter kesulitan merawat Fadi al Sant yang berusia 7 tahun.

(Yala/Agustus)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);