Berita Wakil Menteri Palestina Tewas Imbas Bombardir Israel ke Sekolah Gaza

by


Jakarta, Pahami.id

Wakil Menteri Tenaga Kerja Palestina Ihab Al Ghussein tewas dalam serangan udara Israel ke Jalur Gaza pada Minggu (8/7).

kantor berita Turki, Agensi Anadolumelaporkan kantor media pemerintah Hamas di Gaza bahwa Al Ghussein tewas bersama sekelompok warga Palestina lainnya setelah terkena serangan udara jet Israel langsung.


Namun pihak media tidak menjelaskan secara detail kronologi penyerangan tersebut.

Sementara itu, dikutip Al Arabiya, Al Ghussein tewas dalam serangan udara Israel terhadap sekolah PBB di kompleks kamp pengungsi, Al Nuseirat, Gaza.

Menurut media Saudi, serangan Israel terhadap Sekolah Keluarga Suci menewaskan sedikitnya empat orang, termasuk Al Ghussein.

Sebelumnya, istri dan anak perempuan Al Ghussein tewas dalam serangan Israel yang langsung menyasar rumah tempat mereka berlindung di Gaza.

Sebelum bertugas di pemerintahan resmi Palestina, Al Ghussein adalah juru bicara Kementerian Dalam Negeri di Gaza yang dikuasai Hamas.

Sejauh ini, dikutip Pemantau Timur Tengah (MEMO), belum ada tanggapan atau laporan dari Israel terkait meninggalnya Al Ghussein. Militer Israel, yang telah lama menuduh Hamas bersembunyi di sekolah-sekolah dan infrastruktur publik lainnya, membenarkan serangan tersebut “di halaman sekolah” di Kota Gaza.

Sejak melancarkan invasi brutal pada 7 Oktober, Israel terus menuduh Hamas mendirikan beberapa pos dan markas yang bersembunyi di belakang sekolah, kamp pengungsi, dan rumah sakit di Gaza.

Klaim ini juga menjadi alasan bagi Israel untuk terus melancarkan serangan mematikan di tempat-tempat tersebut meski dikecam dunia karena membunuh banyak warga sipil.

Sementara itu, badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, marah atas serangan yang berulang kali terjadi di lokasi sekolah.

Beda hari, Beda bulan. Beda sekolah terus terdampak, kata Ketua UNRWA Philippe Lazzarini melalui platform media sosial X.

kata Juru Bicara UNRWA Juliette Touma AFP bahwa 190 – atau lebih dari separuh – fasilitas badan tersebut di Gaza telah terkena serangan, “beberapa lebih dari sekali”, sejak perang dimulai dengan serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober.

“Ketika perang dimulai, kami menutup sekolah dan mengubahnya menjadi tempat perlindungan,” katanya.

(rds)