Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Harapan Saudi Bersedia untuk menormalkan hubungan dengan Israel Melalui Skema Perjanjian Perjanjian Abraham.
Ini disampaikan oleh Trump ketika dia bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Pangerang Mohamed bin Salman di Riyadh pada hari Selasa (5/13).
“Ini akan menjadi hari yang istimewa di Timur Tengah, dengan seluruh dunia menonton, ketika Arab Saudi bergabung dengan kami, dan Anda akan benar -benar menghormati saya dan Anda akan menghormati semua orang yang telah berjuang keras untuk Timur Tengah,” kata Trump, meluncurkan Reuters.
Trump menyatakan harapannya bahwa Arab Saudi segera menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel.
“Tapi kamu akan melakukannya pada waktu yang tepat,” katanya.
Abraham Accords adalah perjanjian untuk menormalkan hubungan dengan Israel, yang telah ditandatangani oleh negara -negara Arab seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan. Perjanjian ini dibuat pada tahun 2019 pada periode pertama Trump.
Pada bulan Februari tahun lalu, Arab Saudi bersikeras kepada Amerika Serikat bahwa negara kerajaan tidak akan menormalkan hubungan diplomatik dengan Israel tanpa kemerdekaan Palestina.
Kerajaan Raja Salman mengatakan dia siap untuk menormalkan jika Palestina menjadi negara mandiri dan penghentian “invasi” Israel di Gaza. Negosiasi normalisasi Saudi-Israel menjadi perhatian Angkatan Darat Zionis meluncurkan invasi Palestina pada 7 Oktober.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru -baru ini percaya bahwa normalisasi dengan Arab Saudi akan benar.
“Saya pikir perdamaian antara Israel dan Arab Saudi tidak hanya mungkin, tetapi itu akan terjadi,” Netanyahu di Gedung Putih setelah bertemu Presiden Donald Trump pada hari Selasa (4/2), seperti yang disebutkan CNN.
Dia menambahkan bahwa Israel dan Saudi harus dirujuk ke posting pertama Trump, jika mereka memiliki enam bulan lagi.
Beberapa minggu sebelum milisi Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023, Arab Saudi mengatakan bahwa normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel lebih dekat.
Namun, rekan Zionis melawan Hamas di Gaza, yang menewaskan puluhan ribu orang sejak saat itu, telah membuat Riyadh menarik diri.
Apakah ‘sekutu’ Druze di kalangan Muslim? (Foto: Subastian Basith/Cnnindonesia) |
(DMI/DMI)