Jakarta, Pahami.id —
Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dianggap mengulangi pembicaraan menyesatkan tentang kecepatan penghitungan suara Pemilihan Presiden AS dengan Perancis.
Dalam laporan Al JazeeraSelasa (11/5), Politik menyatakan bahwa membandingkan pemilu di AS dan Prancis adalah menyesatkan karena pemilu 2022 di Prancis adalah sebuah kontes.
Sementara itu, pemungutan suara di AS seringkali lebih besar dan mencakup pemilu tingkat federal, negara bagian, dan lokal.
Penghitungan suara biasanya dilanjutkan setelah malam pemilihan. Petugas pemilu mematuhi undang-undang yang mencakup jadwal penghitungan suara.
Trump juga mengatakan jika dia menggunakan “kertas suara, tanda pengenal pemilih dan bukti kewarganegaraan, serta pemungutan suara satu hari,” maka hasilnya akan diketahui pada pukul 10 malam waktu setempat.
Sekali lagi, itu membingungkan. Mayoritas warga Amerika memberikan suara melalui surat suara dan sebagian besar negara bagian mempunyai undang-undang tanda pengenal pemilih dan cara lain untuk memverifikasi kelayakan pemilih.
Donald Trump mengatakan sebelumnya bahwa dia “sangat yakin” dia akan memenangkan pemilu dan bahwa “kemungkinannya tidak akan terlalu dekat,” dan mengungkapkan rasa frustrasinya karena mungkin akan memakan waktu lama hingga hasilnya diumumkan.
“Saya merasa sangat percaya diri,” kata Trump seperti dikutip CNN. “Saya dengar kami bermain bagus di mana pun.”
Ia menambahkan bahwa ini adalah kampanye “terbaik” dari tiga kampanye yang ia jalankan.
“Marginnya tidak terlalu tipis,” kata Trump. “Tapi itu akan memakan waktu lama untuk dilewati.”
(tim/fra)