Berita Terseret Skandal Korupsi, NATO Setop Kontrak Perusahaan Senjata Israel

by
Berita Terseret Skandal Korupsi, NATO Setop Kontrak Perusahaan Senjata Israel


Jakarta, Pahami.id

Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) menghentikan kerja sama dengan perusahaan pertahanan IsraelElbit, setelah entitas tersebut ditangkap dalam kasus dugaan korupsi.

National melaporkan bahwa perusahaan pertahanan terbesar Israel diduga menyuap mantan karyawan Badan Dukungan dan Pengadaan NATO (NSPA) untuk mendapatkan kontrak yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut.


Suap tersebut diduga dilakukan oleh Eliau Epuasvili, seorang konsultan Italia berusia 60 tahun yang diyakini bertindak sebagai konsultan Elbit. Epuasvili kini menjadi buronan Eropa setelah hakim Belgia mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada September lalu.

Investigasi terhadap dugaan korupsi sedang berlangsung di Belgia dan Luksemburg.

Sejumlah perusahaan pertahanan diyakini telah membayar jutaan euro kepada NSPA untuk membantu mengamankan kontrak dengan NATO.

NSPA memainkan peran strategis dalam mengamankan kontrak bagi sekutu NATO yang secara kolektif meningkatkan anggaran pertahanan mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina. Anggaran pertahanan blok tersebut sekarang hampir tiga kali lipat dari anggaran tahun 2021.

Elbit diperkirakan telah menjual amunisi senilai €50 juta (sekitar Rp 969 miliar) kepada sekutu NATO selama 10 tahun terakhir. Perusahaan juga menyediakan beberapa layanan dengan jumlah yang tidak diungkapkan.

“Penghentian sementara terhadap vendor tersebut menyusul munculnya tuduhan serius yang menunjukkan bahwa pemasok mungkin terlibat dalam praktik yang dapat dibatalkan, termasuk penyimpangan dalam pemberian kontrak,” demikian isi surat dari manajer senior di NSPA yang ditinjau oleh sumber media investigasi, sebagaimana dikutip seperti dikutip seperti dikutip seperti dikutip Turkiye hari ini.

Meskipun terlibat dalam tuduhan korupsi, Elbit saat ini tidak sedang diselidiki.

Elbit merupakan produsen senjata terbesar Israel dengan omzet pada tahun 2024 hampir US$7 miliar (sekitar Rp116 triliun).

Perusahaan yang bermarkas di Haifa ini memproduksi pesawat terbang, tank, amunisi, dan peralatan militer lainnya. Elbit menduduki peringkat ke-25 dari 100 perusahaan pertahanan terbesar di dunia yang disusun oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).

Menurut Turkiye hari iniPenangguhan kontrak dengan Elbit akan mempengaruhi beberapa pasokan untuk militer beberapa negara anggota NATO. Pasokan yang terkena dampak termasuk amunisi untuk howitzer yang dipasang di truk, sistem artileri roket bergerak, dan sistem pertahanan untuk pesawat dan helikopter militer.

Elbit telah berbicara tentang penangguhan yang diberlakukan oleh NATO. Juru bicara Elbit mengatakan pihaknya selalu mematuhi peraturan dan beroperasi sesuai standar industri.

“Perusahaan mempertahankan program kepatuhan yang komprehensif dan beroperasi dengan kepatuhan penuh terhadap standar industri,” kata juru bicara tersebut.

(BLQ/RDS)