Berita Menhan Buka Suara soal Gubernur Aceh Terbuka atas Bantuan Asing

by
Berita Menhan Buka Suara soal Gubernur Aceh Terbuka atas Bantuan Asing


Makassar, Pahami.id

Menteri Pertahanan Indonesia SJafrie Sjamsoeddin Buka suara tentang langkah Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem membuka diri terhadap bantuan internasional dalam penanganan bencana hidrometeorologi sporadis di tiga wilayah d.

Sebelumnya, Mualem mengaku tak akan mempersulit bantuan internasional untuk penanggulangan bencana pada akhir November lalu. Ia juga mengatakan, sudah ada relawan dan bantuan logistik dari Malaysia, serta meminta bantuan ahli Tiongkok untuk mencari korban.

Menurut Sjafrie, bantuan dari Tiongkok yang dimaksud Mualem adalah uluran tangan untuk membantu mencari korban yang masih dinyatakan hilang atau tertimbun tanah longsor. Jadi, kata dia, bukan bantuan dari negara lain atau asing.


Sebenarnya yang dimaksud adalah (bantuan) pribadi dari China, itu untuk mencari (korban), bukan bantuan luar negeri, kata Sjafrie di kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (9/12).

“Ini bantuan pribadi kepada Mualem yang ingin mencari jenazah korban bencana,” ujarnya.

Namun, kata Menhan, pemerintah Indonesia telah mengerahkan seluruh personelnya untuk mencari korban yang kini dilaporkan hilang akibat banjir dan tanah longsor. Semua itu, lanjutnya, dilakukan secara mandiri tanpa keterlibatan pihak asing.

“Namun secara keseluruhan penanganan bencana di Sumut, Sumbar, dan Aceh ditangani secara mandiri,” jelas penerima gelar jenderal bintang empat dari Presiden RI Prabowo Subianto itu.

Sebelumnya, tim pelacak jenazah di lumpur asal China didatangkan untuk mencari korban banjir dan longsor di Aceh karena diduga masih banyak korban yang tertimbun lumpur.

Mualem selaku Gubernur Aceh membenarkan kehadiran tim asal China yang mendarat di beranda Mekkah untuk membantu proses pencarian korban.

Totalnya, kata dia, ada lima orang. Mereka juga membawa alat-alat canggih untuk membantu mencari korban.

“Hari ini tim beranggotakan lima orang datang dari China untuk menemukan jenazah di lumpur dan mereka memiliki alat untuk mengambil jenazah,” kata Mualem, Sabtu (6/12).

Menurut Mualem, masih banyak jenazah yang belum ditemukan, khususnya di wilayah Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang. Bahkan kedalaman lumpur di sana, kata Mualem, sama dengan pinggang orang dewasa.

Situasi ini membuat relawan kesulitan menemukan korban yang diduga masih tertimbun lumpur.

“Jenazah di Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang masih banyak yang terendam lumpur, sehingga lumpurnya setinggi pinggang, sehingga mereka punya alat untuk membantu kami,” ujarnya.

Sejauh ini bantuan luar negeri yang mendarat di Aceh berasal dari Malaysia berupa obat-obatan dan dokter. Kemudian dari China ada lima relawan yang membantu menemukan jenazah di lumpur.

(miR/anak)