Jakarta, Pahami.id —
Ribuan warga Kecamatan Karanganyar, Kabupaten DemamJawa Tengah, menyusul tanggul Sungai Wulan kembali jebol menyusul peningkatan debit sungai, Minggu (17/3).
Danramil 08/Karanganyar Kapten Cba Haryono mengungkapkan, sekitar 10 desa terdampak banjir akibat jebolnya bendungan.
“Jumlah warga terdampak sekitar puluhan ribu jiwa, sedangkan yang paling dekat dengan tanggul Sungai Wulan adalah Kampung Ketanjung 1.200 jiwa dan Kampung Karanganyar 8.000 jiwa,” kata Haryono.
Sementara tempat pengungsian masih belum tersedia. Rencananya Kampung Ketanjung akan menyediakannya di Balai Desa Kedungwaru Lor dan Balai Desa Ketanjung, namun pintu masuknya terendam banjir semua.
<!–
/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>
Sedangkan warga bertahan di tanggul Sungai Wulan dan kolong Jembatan Tanggulangin.
Dikutip di antaraTumini, warga Kampung Ketanjung mengatakan, sekitar pukul 02.00 WIB dirinya diinformasikan pindah, setelah beredar kabar bendungan Sungai Wulan kembali jebol.
Namun Tumini mengaku belum mengetahui akan dipindahkan ke mana, karena hingga saat ini dirinya belum diberikan informasi akan dipindahkan ke mana. Pada banjir sebelumnya, ia dan keluarga mengungsi ke Balai Desa Ketanjung yang terletak di perbatasan Kabupaten Kudus.
Namun, kata dia, saat ini akses menuju Kudus juga terendam banjir sehingga kita tunggu informasi lebih lanjutnya.
Heni, warga Kampung Karanganyar yang rumahnya juga ikut terendam banjir, terpaksa pindah lagi. Sebelumnya, pada 8 Februari 2024, ia juga sempat dievakuasi setelah rumahnya terendam banjir akibat jebolnya tanggul.
Namun hingga pukul 10.00 WIB, ia dan keluarga belum mendapat informasi akan dipindahkan ke mana.
“Dulu kami sekeluarga mengungsi di DPRD Kabupaten Kudus. Namun kini ada warga Kudus yang juga mengungsi di tempat yang sama,” ujarnya.
Ia berharap segera ada tempat untuk pindah, sebab ia kini tinggal menunggu di Jembatan Tanggulangin di perbatasan Demak dan Kudus.
Sri, warga lainnya mengaku terpaksa pindah dengan truknya, karena shelter yang disediakan tidak terjangkau karena jalan terendam banjir.
(Antara/Senin)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);