Berita Tak Ada Kompensasi Bagi Warga Sekitar Pengolah Sampah RDF Rorotan

by


Jakarta, Pahami.id

Kepala Badan Lingkungan DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan tidak ada kompensasi yang diberikan kepada penduduk di sekitar lokasi pabrik pengolahan limbah ke dalam bahan bakar atau dikurangi bahan bakar yang diperoleh (RDF) di RnitJakarta Utara.

“Tidak ada (kompensasi yang diberikan seperti di Barar Gebang),” kata Asep di Jakarta pada hari Selasa (18/2) seperti yang disebutkan Di antara.

Diketahui bahwa Pemerintah Daerah DKI Jakarta (Pemprov) setiap tahun memperkirakan kompensasi atas bau limbah yang diproduksi untuk penduduk yang tinggal di sekitar Barang Gebang Integrated Waste Management (TPST).


Jumlah aroma dari TPST Bankang 2023 diketahui mencapai Rp400.000 sebulan. Kompensasi dibayarkan setiap tiga bulan atau jika terakumulasi pada RP1.2 juta, dengan beberapa 24.000 keluarga di empat desa.

Namun, ASEP mengatakan bahwa warga yang tinggal di sekitar pabrik Jakarta Derved Fuel (RDF) ditolak di Rorotan, Jakarta Utara tidak mendapatkan kompensasi yang sama dengan orang -orang di sekitar Barar Gebang TPST.

Karena, kata ASEP, bau yang kemarin terkejut oleh orang -orang hanya untuk sementara karena fungsi dan fasilitas yang tidak sempurna di pabrik rorot RDF.

Namun, bau yang dirasakan penduduk setempat selama sistem dan alat pra-pengujian selama akhir minggu dapat diatasi.

Sebelumnya, manajer proyek pengembangan pabrik RDF Jakarta KSO Wika-Jaya Konstruksi Angus mengatakan seluruh sistem kontrol bau disempurnakan dan siap beroperasi secara optimal untuk memastikan bahwa pabrik RDF berjalan tanpa efek negatif pada penduduk setempat.

Dia menjelaskan bau yang muncul karena pengaturan proses oksidasi canggih (AOP) atau proses oksidasi pada deodorizer (penghapusan bau) belum dioperasikan sepenuhnya.

Namun, pada saat ini, seluruh sistem telah berjalan dengan sempurna dan siap beroperasi secara optimal. Angga memastikan bahwa insiden yang sama tidak akan diulang di masa depan.

Sementara itu, anggota DKI Jakarta dari Komisi D Bun Joi Phiau meminta manajer pabrik pemrosesan residual untuk menjadi bahan bakar atau bahan bakar yang ditolak (RDF) yang mengevaluasi penyebab kebocoran yang menyebabkan bau yang tidak menyenangkan ke lingkungan warga negara.

“Dikatakan bahwa manajer memastikan kesiapan operasi pabrik RDF RDF terlebih dahulu sebelum menerima sampah pertama yang didaur ulang. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa masalah seperti itu dapat dikurangi sekecil mungkin,” kata Bun di Jakarta pada hari Selasa.

Menurutnya, kebocoran aroma sampah terjadi di pabrik RDF Rorotan adalah masalah serius karena mengganggu kenyamanan orang -orang yang tinggal di sekitar.

BUN mengevaluasi infrastruktur sensitif seperti rorotan tanaman RDF harus siap berfungsi secara optimal terlebih dahulu.

“Warga merasakan efeknya. Oleh karena itu, manajer harus mempelajari kebocoran bau residual yang terjadi kemarin,” katanya.

Dia mengatakan pabrik rorotan RDF adalah infrastruktur penting yang terlihat pada kemampuannya untuk memproses 2.500 ton limbah sehari yang diproduksi oleh Jakarta.

Untuk alasan ini, Bun Word Manager, harus mempercepat proses penyesuaian dari alat yang ada, termasuk peralatan kontrol bau sehingga aroma yang tidak menyenangkan yang timbul dari tumpukan limbah tidak menyebar dan mengganggu populasi.

Bun khawatir tentang kesehatan populasi bahwa masalah ini akan terjadi lagi di masa depan.

“Managers must prioritize the health of the people in carrying out their duties at the RDF rhythm factory. Do not let negligence in dealing with the odor of residual residue causing the people around them to suffer from illness, such as shortness of breath because of their Aroma yang tidak menyenangkan, “katanya.

(Antara/anak -anak)