Berita Swedia Darurat Geng Kriminal, Jumlah Anggota Sampai Belasan Ribu

by
Berita Swedia Darurat Geng Kriminal, Jumlah Anggota Sampai Belasan Ribu


Jakarta, Pahami.id

Swedia memulai darurat kelompok kriminal yang anggotanya berjumlah puluhan ribu.

Polisi Swedia mengungkapkan, setidaknya ada 17.500 anggota geng kriminal aktif yang tersebar di beberapa kota di negara tersebut.


Laporan Kepolisian Swedia bahkan menyebutkan 50 ribu orang terkait dengan aktivitas geng kriminal di negaranya, dikutip dari AFP.

Swedia telah berjuang untuk menahan lonjakan kejahatan terkait kejahatan terorganisir selama lebih dari satu dekade.

Diantara kasus kejahatan yang sering terjadi adalah penembakan dan pengeboman hampir setiap hari dengan motif balas dendam atau perang antar geng narkoba di negeri ini.

Pemerintah Pusat kemudian memerintahkan polisi untuk memberikan laporan publik mengenai aktivitas kriminal di negara tersebut. Laporan pertama pada tahun 2024 dari kepolisian mengungkapkan, setidaknya terdapat lebih dari 14 ribu anggota geng kriminal dan narkoba di Tanah Air.

Namun, Kepala Polisi Swedia Petra Lundh mengatakan dalam konferensi pers bahwa metode penghitungan jumlahnya telah berubah.

“Kami tidak melihat tanda-tanda peningkatan atau penurunan yang jelas, meski angka tahun ini tampak lebih tinggi,” kata Lundh.

Lundh menambahkan bahwa penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan metode konservatif karena polisi masih menggunakan “kriteria ketat mengenai seberapa aktif mereka” sebagai anggota geng kriminal.

“Kelompok geng kriminal yang aktif dan juga orang-orang yang mempunyai hubungan dengan mereka, masih terlalu luas (definisinya),” kata Lundh.

Pada masa pemerintahan Perdana Menteri sayap kanan Ulf Kristersson yang berkuasa sejak 2022, Swedia berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap semua kejahatan.

Pemerintah juga telah memberikan wewenang lebih besar kepada petugas polisi untuk menindak kejahatan remaja, termasuk rencana untuk menurunkan usia kejahatan dari 15 menjadi 13 tahun.

Langkah-langkah lainnya termasuk mendirikan sel khusus untuk remaja, menggantikan pusat penahanan remaja yang ada saat ini.

Pemerintah juga mulai menghapus hukuman yang lebih ringan bagi pelaku kejahatan di bawah umur dan kemungkinan polisi menggunakan tindakan koersif terhadap remaja untuk menangkap penjahat.