Berita Status Awas, Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Abu Vulkanik 5.000 Meter

by


Kupang, Pahami.id

Gunung Lewotobi jantan Di Flores Timur, NTT saat ini terjaga atau Level IV, Senin (5/18) sore meletus dengan pecahnya abu vulkanik 5.000 meter di atas puncak.

Letusan gunung yang terletak di Kabupaten Flores Timur dikonfirmasi oleh Ketua Pos Observasi Volcano Lewotobi (PPGA), Herman Yosef Mamoro terjadi pada 15,47 Wita.

“Ada letusan pria G. Lewotobi, Nusa Tenggara Timur pada 19 Mei 2025 pada 15,47 WITA dengan ketinggian kolom abu yang diamati ± 5.000 m di atas puncak (± 6.584 m di atas permukaan laut) Cnnindonesia.com.


Herman mengatakan selama letusan itu, kolom Abu diamati abu -abu dengan intensitas tebal dan bersandar di utara dan barat laut.

Dia mengatakan letusan itu dicatat dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan letusan berlangsung sekitar empat menit dan enam detik.

“Letusan itu dicatat dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan periode sementara ± 4 menit 6 detik,” kata Herman, dilaporkan oleh pria PPGA Lewotobi di Kampung Pululera, distrik Wulanggitang.

Dia menyatakan bahwa Gunung Lewotobi, seorang pria yang berlokasi di Kampung Nurabelen, distrik Ileebura atau sekitar 90 kilometer dari kota Larartuka, sekarang berjaga -jaga atau Level IV.

Sehari sebelumnya, menurut laporan khusus yang dirilis oleh Badan Geologi, status Gunung Lewotobi dinaikkan dari Status Peringatan atau Level III ke AWAS atau Level IV sejak Minggu (5/18) pada pukul 20:00 WITA.

Pada status tingkat peringatan, kata Herman, PPGA telah mengeluarkan proposal baru dengan minat bahwa orang tidak melakukan kegiatan apa pun dalam radius enam -kilometer.

“Orang -orang di sekitar pria G. Lewotobi dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan apa pun dalam radius 6 km dan sektor barat -timur laut 7 km dari pusat letusan pria G. Lewotobi,” kata Herman.

Herman mengingatkan masyarakat untuk menyadari potensi banjir hujan di sungai -sungai yang berhenti di puncak pria Gunung Lewotobi dalam intensitas tinggi, terutama Dulipali, Gurun, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Nawakote, Nawakote.

Dia mengimbau orang yang terkena dampak hujan abu sebagai akibat dari letusan gunung untuk terus mengenakan topeng atau hidung dan penutup mulut untuk mencegah bahaya abu vulkanik dalam sistem pernapasan.

Karena itu, Herman meminta masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi pemerintah daerah dan tidak percaya pada masalah yang tidak jelas.

Sampai berita itu ditulis, tidak ada pernyataan dari Badan Manajemen Bencana Darah Timur (BPBD) tentang efek letusan gunung.

(Eli/Kid)