Jakarta, Pahami.id –
Militer Israel Dikatakan telah menghabiskan US $ 42 miliar (sekitar Rp 682 triliun) atau rata -rata US $ 83,8 juta (sekitar Rp1,3 triliun) sehari, selama invasi yang kejam Gaza.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa pada pertengahan -2025, intrusi telah menelan biaya 150 miliar shekel (US $ 42 miliar).
Dilaporkan Badan AnadoluLaporan itu diungkapkan oleh Penasihat Ekonomi Kepala Staf Angkatan Darat dan Kepala Departemen Anggaran di Kementerian Pertahanan Israel, Gil Pinchas.
Menurut laporan Yedioth Ahronoth, item pengeluaran paling sulit dalam anggaran pertahanan Israel adalah membayar militer cadangan dengan biaya hampir 45 miliar shekel (sekitar RP203 triliun).
Laporan itu juga menyatakan bahwa hanya satu malam, upaya untuk menjaga langit Israel dari serangan rudal Iran, dengan bantuan koalisi internasional seharga 1 miliar shekel (sekitar Rp4,5 triliun).
Pada Oktober 2024, Iran meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke Israel. Teheran menyerang Israel dalam menanggapi pembunuhan para pemimpin milisi Hizbullah dan Hamas.
Invasi Israel ke Jalur Gaza, yang dimulai pada Oktober 2023, menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina. Sebagian besar figur kematian adalah wanita dan anak -anak.
Selain korban tewas, pembantaian Israel di Gaza juga menyebabkan lebih dari 11 ribu orang melarikan diri, dengan kerusakan yang meluas. Kekejaman juga menyebabkan salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.
Pada bulan November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Perang dan Kejahatan Kejahatan Yoav Gallant di Gaza.
Israel juga didakwa dengan pembantaian Pengadilan Internasional untuk Kejahatan Perang di Jalur Gaza.
(DNA)