Jakarta, Pahami.id —
Sedikitnya 17 warga tewas akibat serangan udara yang dilancarkan Israel di dua kamp pengungsi Al-Nuseirat dan Al-Bureij di Jalan Gaza pada Selasa (18/6).
Kedua kamp ini merupakan rumah kedua bagi keluarga dan keturunan masyarakat yang mengungsi ke Gaza pada masa perang sekitar tahun 1948.
“Rafah dibom tanpa campur tangan dunia, pendudukan (Israel) bertindak bebas di sini,” kata seorang warga Rafah, seperti diberitakan Reuters.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan satu orang tewas pada pagi hari akibat tembakan Israel di timur Rafah. Para petugas medis yakin masih banyak lagi orang yang terbunuh dalam beberapa hari dan minggu terakhir. Namun tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.
Sementara itu, kedatangan tank Israel memaksa warga mengungsi lebih jauh ke selatan menuju kota Rafah.
Tank-tank Israel beroperasi di wilayah Tel Al-Sultan, Al-Izba dan Zurub di sebelah barat Rafah, serta Shaboura di pusat kota. Mereka juga terus menduduki wilayah timur dan pinggiran serta perbatasan dengan Mesir dan perbatasan penting Rafah.
Sebaliknya, militer Israel mengatakan pihaknya terus melakukan serangan yang dipimpin intelijen di Rafah, membunuh warga Palestina bersenjata dan menyita senjata mereka.
Khalil, seorang guru dari Gaza menuntut gencatan senjata. Dia, yang kini mengungsi bersama keluarganya di Deir Al-Balah, percaya bahwa menunda gencatan senjata hanya memberi peluang bagi Israel untuk membunuh lebih banyak orang.
“Cukup atas darah kita, saya katakan kepada Israel, Amerika dan para pemimpin kita juga. Perang harus dihentikan,” katanya.
(el/vws)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);