Berita Semakin Banyak Perempuan Lansia Jepang Pilih Dipenjara, Kenapa?

by


Jakarta, Pahami.id

Sejumlah wanita lanjut usia di Jepang memilih dipenjara untuk mengatasi perasaan kesepiannya.

Penjara wanita terbesar di Jepang tampak sibuk dengan orang-orang lanjut usia yang lalu lalang. Mereka berjalan di koridor, beberapa memakai alat bantu.


Sipir Penjara Wanita Tochigi, Takayoshi Shiranaga mengatakan, gambar tersebut menggambarkan bertambahnya jumlah lansia dan masalah kesepian yang banyak menimpa masyarakat Jepang sehingga mereka lebih memilih dipenjara.

Bahkan ada yang mengatakan akan membayar 20.000 yen (sekitar Rp 2 juta) atau 30.000 yen (sekitar Rp 3 juta) sebulan (jika memungkinkan) untuk tinggal di sini selamanya, kata Shiranaga. CNNSelasa (21/1).

Salah satu narapidana berusia 81 tahun yang dipenjara di sana, Akiyo, bahkan menggambarkan lokasi tersebut sebagai tempat yang stabil.

Akiyo dijatuhi hukuman penjara karena mencuri makanan.

“Ada banyak orang baik di penjara ini,” kata Akiyo.

“Mungkin hidup ini yang paling stabil bagi saya,” imbuhnya.

Akiyo sangat memahami beban isolasi dan kemiskinan. Ini merupakan masa hukuman keduanya di penjara setelah pernah divonis bersalah atas kasus yang sama saat ia berusia 60an tahun.

“Jika saya stabil secara finansial dan memiliki gaya hidup yang nyaman, saya tidak akan melakukan hal ini,” katanya.

Sebelum pencurian kedua, Akiyo hidup dengan uang pensiun yang “sangat kecil” yang hanya dibayarkan setiap dua bulan.

Dengan sisa uang kurang dari 6.300 yen untuk dua minggu, dia harus mencuri.

Pencurian merupakan kejahatan paling umum yang dilakukan oleh narapidana lanjut usia, terutama di kalangan perempuan.

Menurut data pemerintah Jepang pada tahun 2022, lebih dari 80 persen tahanan wanita lanjut usia di seluruh negeri dipenjara karena pencurian.

Beberapa orang tua melakukannya untuk bertahan hidup. Sekitar 20 persen kelompok usia di atas 65 tahun di Jepang hidup dalam kemiskinan.

Yang lain melakukannya karena mereka tidak punya banyak uang.

“Ada orang yang datang ke sini karena kedinginan, atau karena lapar,” kata Shiranaga.

Para wanita di Penjara Tochigi tinggal di penjara dan dipaksa bekerja di pabrik penjara. Beberapa orang menganggap rutinitas itu menyenangkan.

Di penjara, mereka mendapat makanan teratur, layanan kesehatan gratis, perawatan lansia, serta pertemanan yang tidak mereka dapatkan di luar.

(isa/bac)