Jakarta, Pahami.id —
Mantan perdana menteri Israel Ehud Barak mengatakan satu-satunya cara mengembalikan sandera yang disandera Hamas yakni dengan mengakhiri agresi di Jalur Gaza Palestina.
Pernyataan Barak disampaikan sebagai respons atas rencana militer Israel yang terus menekan Hamas setelah perundingan pembebasan sandera gagal.
“Satu-satunya cara untuk memulangkan warga Israel yang ditahan di Gaza adalah dengan mengakhiri perang,” kata laporan itu Pemantau Timur Tengah (MEMO) mengutip pernyataan Barak, Senin (24/6).
Barak juga menyebut Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri yang “gagal” dan menyebabkan kehancuran strategis bagi Israel.
Selain itu, ia menyerukan agar Netanyahu dicopot dari kekuasaannya dalam keadaan apa pun.
Israel sedang bergejolak setelah tentara Netanyahu melancarkan invasi ke Palestina pada Oktober 2023. Belakangan, konflik di dalam pemerintahan juga semakin meningkat.
Pekan lalu, menteri kabinet perang Benny Gantz mengundurkan diri dari kabinet. Kemunduran ini merupakan pukulan besar bagi Netanyahu di tengah seruan pembebasan para sandera.
Langkah partai Gantz, Partai Persatuan Nasional, untuk bergabung dengan koalisi memberi Netanyahu legitimasi domestik di mata masyarakat Israel.
Para pengamat mencatat bahwa tanpa Gantz dan kawan-kawan, pemerintah Israel akan kehilangan pengaruh dalam negeri karena perintah partai politik.
Beberapa hari kemudian, Netanyahu membubarkan kabinet perang.
Tanda-tanda kekacauan internal Israel juga terlihat ketika Netanyahu menuduh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir membocorkan rahasia negara.
(isa/rds)