Jakarta, Pahami.id –
Ian Konfirmasikan ancamannya Sanksi Amerika Serikat (Kita) Menuju negara mitra dagang yang tidak akan mengubah kebijakan dan posisi teage.
Selain itu, Iran mengutuk langkah -langkah AS sebagai perilaku ilegal ketika menekan negara lain yang ingin membeli produk minyak dan petrokimia mereka.
“Kesinambungan perilaku ilegal ini tidak akan mengubah posisi logis, sah, dan hukum hukum internasional,” kata pernyataan resmi kementerian luar negeri Iran, mengutip mengutip AFP, Sabtu (3/5).
Teheran mengatakan ancaman sanksi AS sebenarnya menyebabkan kecurigaan yang mendalam dan ketidakpercayaan akan keseriusan Washington untuk cenderung memilih diplomasi.
Kamis lalu, Presiden AS Donald Trump berjanji untuk menegakkan sanksi dan menyebut boikot global minyak atau petrokimia Iran.
Trump menyebarkan ancaman ke negara -negara yang membeli produk minyak Iran.
“Semua pembelian minyak Iran atau produk petrokimia, harus dihentikan, sekarang!” Trump menulis di platform kebenaran sosialnya.
“Setiap negara atau orang yang membeli minyak atau petrokimia dari Iran dalam jumlah berapa pun akan segera dikenakan batasan sekunder,” katanya.
Pernyataan Trump muncul setelah Iran menegaskan penundaan negosiasi nuklir berikutnya dengan Amerika Serikat, yang rencananya diadakan pada hari Sabtu, dengan ‘alasan logistik’.
Oman, sebagai mediator dua negara, mengatakan tanggal putaran baru akan diumumkan setelah disetujui.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi adalah pemimpin delegasi Iran dalam tiga putaran negosiasi.
Dia menekankan bahwa Iran siap mencapai kesepakatan yang adil dan seimbang. Araghchi menekankan bahwa setiap perjanjian yang dicapai harus menjamin akhir pembatasan di negaranya.
“Tidak ada perubahan dalam tekad kami untuk menemukan solusi yang dinegosiasikan,” kata Araghchi di X.
Negosiasi terbaru menandai hubungan tingkat tertinggi tentang program nuklir Iran sejak Trump membatalkan perjanjian penting antara Teheran dan negara -negara utama pada tahun 2018.
Trump menulis surat kepada pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei pada bulan Maret, yang pada dasarnya meminta negosiasi, memperingatkan tindakan militer potensial jika negosiasi gagal.
Sejak kembali ke kantor pada Januari 2025, Trump telah menghidupkan kembali kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran. Baru -baru ini, ia bertujuan untuk pembatasan pada tujuh perusahaan yang dituduh mengangkut produk minyak dari Iran.
(PTA)