Jakarta, Pahami.id —
Rusia menyiratkan bahwa mereka mungkin melancarkan “operasi militer” serupa dengan yang sedang berlangsung Ukraina terhadap sebuah negara di Eropa Timur.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moldova mungkin “mengikuti jejak Kyiv” mengenai wilayah Transnistria yang pro-Moskow, yang menurutnya telah meminta bantuan Kremlin.
Dikutip ReutersLavrov mengklaim otoritas Transnistrian telah meminta bantuan Rusia untuk membantu perekonomian wilayah tersebut menahan “tekanan” dari pemerintah Moldova.
Sementara itu, pemerintah Moldova mengecam klaim Lavrov.
Menurut Kementerian Luar Negeri Moldova, Rusia tidak berhak memberi nasihat kepada negaranya mengenai demokrasi.
“Menteri Lavrov dan rezim Kremlin tidak memiliki hak moral untuk berbicara tentang demokrasi dan kebebasan,” kata Kementerian Luar Negeri Moldova dalam pernyataannya, Minggu (3/3).
“Sebuah negara yang memenjarakan politisi oposisi dan membunuh mereka, menyerang negara-negara tetangganya secara tidak wajar, tidak punya apa-apa untuk ditawarkan kepada dunia selain darah dan penderitaan,” tambah kementerian tersebut.
Pernyataan ini merujuk pada kabar aktivis dan pembangkang terkemuka Rusia, Alex Navalny, baru-baru ini meninggal di penjara.
Pada Sabtu (3/3), ratusan warga Rusia menghadiri pemakaman Navalny yang selama hidupnya dikenal vokal mengkritik Presiden Vladimir Putin.
Kematian Navalny terjadi hampir dua tahun setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Sejak invasi tersebut, Transnistria telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk bergabung secara sukarela dengan Rusia.
Transnistria adalah bagian dari wilayah Moldova yang diakui secara internasional, namun wilayah tersebut dikuasai oleh kelompok separatis pro-Rusia.
Transnistria juga terus menerima bantuan dari Rusia, termasuk pengerahan ratusan tentara Rusia sebagai penjaga keamanan.
Konflik di Transnistria meletus ketika Uni Soviet runtuh. Akibat keruntuhan ini, terjadi konflik militer antara faksi pro-Moldova dan pro-Rusia untuk memperebutkan nasib masa depan wilayah tersebut.
Pada tahun 1992, gencatan senjata dicapai. Namun, status politik Transnistria masih dalam ketidakpastian.
(rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);