Jakarta, Pahami.id —
Rusia Dan Ukraina pada Minggu (11/8) saling tuding sebagai dalang kebakaran di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia. Ukraina meminta warganya tetap tenang dan menyatakan tidak ada tanda-tanda peningkatan radiasi.
Pengawas nuklir Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang berada di fasilitas dengan enam reaktor tersebut, mengatakan para ahlinya melihat asap hitam tebal keluar dari wilayah utara pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia setelah beberapa ledakan. Lokasi fasilitas ini berada di selatan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia yang memicu kebakaran yang menurutnya terlihat dari Nikopol, sebuah kota yang menghadap pembangkit listrik tenaga nuklir yang dikuasai Ukraina.
Evgeny Balitsky, seorang perwira Rusia yang ditempatkan di sana, menuduh tentara Ukraina menyebabkan kebakaran dengan menembaki kota dekat Enerhodar yang, seperti pembangkit listrik tenaga nuklir, direbut Rusia setelah invasi pada Februari 2022.
Yevhen Yevtushenko, seorang pejabat lokal Ukraina di Nikopol, mengatakan ada informasi “tidak resmi” bahwa tentara Rusia telah membakar sejumlah besar ban mobil di menara pendingin.
Zelensky merilis video kasar yang menunjukkan asap hitam yang diduga berasal dari menara pendingin.
“Saat ini, indikator radiasi normal. Namun selama teroris Rusia mempertahankan kendali atas pembangkit nuklir, situasinya tidak dan tidak akan normal,” kata Zelensky. Reuters.
Sementara itu, IAEA menyatakan belum ada laporan mengenai dampak terhadap keselamatan nuklir di lokasi tersebut.
“Tim diberitahu (oleh NPP) adanya dugaan serangan drone hari ini di salah satu menara pendingin yang terletak di lokasi,” tulis IAEA di X.
Para pejabat Rusia mengatakan kru darurat telah mengendalikan api dan tidak ada ancaman penyebaran lebih lanjut.
“Kebakaran tidak mempengaruhi operasional stasiun,” ujarnya.
Enam reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di medan perang Ukraina tidak beroperasi, namun fasilitas tersebut bergantung pada sumber daya eksternal untuk menjaga bahan nuklirnya tetap dingin dan menghindari kecelakaan besar.
(biaya)