Berita Rusia dan China Absen di KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

by


Jakarta, Pahami.id

Perwakilan Rusia absen dari konferensi perdamaian di Swiss yang akan membahas rekonsiliasi antara Ukraina dan negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin.

Lebih dari 100 negara dan organisasi berkumpul di Swiss, Sabtu (15/6). Namun, tidak ada delegasi dari Moskow pada pertemuan tersebut.


Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bermaksud memanfaatkan pertemuan tersebut untuk mendapatkan dukungan terhadap 10 poin rencana perdamaian yang pertama kali digariskan pada akhir tahun 2022.

Segala sesuatu yang akan disepakati pada pertemuan hari ini akan menjadi bagian dari proses rekonsiliasi yang kita semua butuhkan, kata Zelensky dalam konferensi pers, mengutip CNNSabtu (15/6).

“Saya yakin kita akan melihat sejarah tercipta di sini.”

Sebagian besar pemerintah Barat telah mengirimkan perwakilannya ke konferensi ini. Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris hadir dan mengumumkan bahwa Washington akan memberikan paket bantuan senilai lebih dari US$1,5 miliar kepada Ukraina untuk membantu negara tersebut membangun kembali infrastruktur yang hancur dan memenuhi kebutuhan kemanusiaan akibat konflik tersebut.

“Perang ini tetap merupakan kegagalan total bagi Putin. Saya di sini di Swiss untuk mendukung Ukraina dan para pemimpin di seluruh dunia untuk mendukung perdamaian yang adil dan abadi,” kata Harris.

Beberapa kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara Eropa, antara lain Perancis, Jerman, dan Inggris juga akan hadir. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kabarnya juga akan menghadiri konferensi tersebut.

Sekutu Rusia, Tiongkok, juga tidak akan menghadiri pertemuan tersebut. Padahal, pertemuan seperti itu perlu dihadiri oleh dua negara yang berkonflik, yakni Rusia dan Ukraina.

Rencana Zelensky mencakup tuntutan penghentian permusuhan, pemulihan integritas wilayah Ukraina, penarikan pasukan Rusia dari tanah Ukraina, dan pemulihan perbatasan Ukraina sebelum perang dengan Rusia.

Rencana tersebut juga menyerukan pembentukan pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan perang Rusia.

“Ukraina tidak pernah menginginkan perang ini, ini adalah tindakan kriminal dan agresi yang sepenuhnya tidak beralasan dari Rusia. Dan satu-satunya yang menginginkannya adalah Putin,” kata Zelensky.

Rusia tidak menyatakan minatnya untuk menyetujui persyaratan tersebut dan tidak menunjukkan tanda-tanda kompromi mengenai masalah teritorial.

Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali rencana perdamaian Kremlin.

Proposal tersebut menyerukan agar pasukan Ukraina mundur dari empat wilayah di Ukraina selatan dan timur. Moskow bersikeras akan mencaplok wilayah tersebut, yang melanggar hukum internasional.

Selain itu, Rusia juga menuntut agar Ukraina menghentikan upayanya untuk bergabung dengan NATO.

(tim/dmi)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);