Berita Ramai-ramai Kritik KPU Hapus Grafik Hasil Suara Pemilu di Sirekap

by


Jakarta, Pahami.id

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menghapus grafik perolehan suara Pemilu 2024 dalam Sistem Rekapitulasi Suara (Sirekap). Publik tidak lagi bisa melihat tampilan penghitungan suara pemilu presiden dan legislatif di tingkat nasional.

Untuk melihat jumlah suara, masyarakat perlu membuka satu per satu hasil TPS di masing-masing TPS. Total TPS mencapai 823.220 yang terdiri dari 820.161 TPS di dalam negeri dan 3.059 di luar negeri.


Keputusan KPU tersebut mendapat kritik dari berbagai pihak. Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja bahkan mempertanyakan keputusan KPU yang menghapus gambar tersebut.

“SOP (standar operasional prosedur)-nya harus seperti apa? Betul, dulu kita minta penghentian sementara untuk memperbaikinya. Pertanyaannya sekarang, apakah dihentikan sementara atau bagaimana?” kata Bagja di Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (6/3).

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Bagja kemudian mengingatkan KPU bahwa sistem yang ditetapkan tetap perlu berpedoman pada standar. Dia menegaskan, KPU harus menampilkan data yang seharusnya dimilikinya.

“Jangan sampai sistem yang dibangun tidak menampilkan apa yang seharusnya ditampilkan,” ujarnya.

Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Sudirman Said juga mengatakan, tidak adanya tabel tabulasi suara di Sirekap menimbulkan banyak pertanyaan.

Menurutnya, kondisi ini menunjukkan banyak kejanggalan dalam penyelenggaraan pemilu.

“Ini bukti banyak kejanggalan. Penyiaran hanya garda depan, wajah saja. Tapi dibalik itu ada mesin, sistem, manusia, dan tindakan, kebijakan,” kata Sudirman di kawasan Melawai, Jakarta, Rabu.

Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menyarankan agar KPU melakukan audit forensik. Ia yakin banyak permasalahan di Sirekap.

Karena banyak persoalan, sebaiknya KPU berinisiatif melakukan audit forensik terhadap sistem, kata Sahroni di kompleks parlemen, Senayan.

Kritik pun datang dari Direktur Eksekutif eludem Khoirunnisa Agustyati. Ia menilai kebijakan KPU menghapus surat suara pemilu tidak tepat jika alasannya untuk menghindari polemik di masyarakat.

Menurutnya, KPU harus fokus memperbaiki sistem yang digunakan Sirekap untuk menjawab polemik yang muncul di masyarakat. Apalagi proses penghitungan ulang suara sudah di atas 50 persen.

Ia mengaku khawatir tindakan KPU yang merilis gambar suara dari situs Sirekap justru akan menambah kegaduhan di masyarakat.

“Kalau ada masalah, KPU harus segera mengklarifikasi dan mengoreksi Sirekap. Kalau tidak mau berpolemik, Sirekap harus dikoreksi,” kata Khoirunnisa kepada CNNIndonesia.com.

Komisioner KPU, Idham Holik menjelaskan, grafik perolehan suara dihilangkan karena terdapat ketidakakuratan sistem yang digunakan KPU. Kata dia, penghapusan grafik data Sirekap dilakukan untuk menghindari prasangka masyarakat.

Apabila hasil pembacaan teknologi Sirekap tidak atau kurang akurat dan tidak dikonfirmasi secara akurat oleh pengunggah (KPPS) dan operator Sirekap KPU Kabupaten/Kota maka akan menjadi polemik di ruang publik yang akan menimbulkan dampak buruk. prasangka. ,” kata Idham kepada CNNIndonesia.comSelasa (5/3).

(rzr/tsa)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);