Jakarta, Pahami.id —
Qatar mengumumkan pihaknya menunda perundingan gencatan senjata di Gaza kepada Israel dan Hamas menunjukkan keinginan dan tekad untuk mengakhiri perang.
Negara-negara Teluk bersama dengan AS dan Mesir telah terlibat dalam perundingan yang sia-sia selama berbulan-bulan untuk gencatan senjata di Gaza, dengan pembebasan sandera dan tahanan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari mengatakan dia memberi tahu Israel dan Hamas bulan lalu bahwa Qatar akan menangguhkan mediasi setelah hampir setahun gagal menjadi perantara gencatan senjata dan perjanjian pembebasan sandera.
“Qatar mengatakan kepada para pihak 10 hari lalu, dalam upaya terakhir untuk mencapai kesepakatan, bahwa Qatar akan berhenti mencoba melakukan mediasi antara Hamas dan Israel jika kesepakatan tidak tercapai dalam putaran itu,” kata Al Ansari dalam pernyataannya, Sabtu (9 ). /11) dikutip AFP.
Dia mengatakan Qatar akan melanjutkan upaya untuk mewujudkan gencatan senjata ketika pihak-pihak yang bertikai menunjukkan kemauan dan tekad mereka untuk mengakhiri perang brutal tersebut.
Ansari juga membantah laporan bahwa Hamas telah diusir dari Qatar, yang menjadi tuan rumah kantor politik kelompok militan Palestina tersebut selama lebih dari satu dekade.
“Tujuan utama kantor di Qatar adalah menjadi saluran komunikasi antara pihak-pihak terkait. Dan saluran ini telah berkontribusi dalam mencapai gencatan senjata pada tahap sebelumnya,” ujarnya.
Sebelumnya, sumber diplomatik mengatakan kepada AFP bahwa Qatar menarik diri dari perundingan Gaza. Dia juga mengatakan bahwa kantor Hamas tidak lagi melaksanakan tujuannya.
“Qatar mengatakan kepada Israel dan Hamas bahwa selama ada penolakan untuk menegosiasikan perjanjian dengan itikad baik, Qatar tidak dapat terus melakukan mediasi,” kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Akibatnya, kantor politik Hamas tidak lagi melaksanakan tujuannya, tutupnya.
(pta/pta)