Qatar menjadi perantara antara Israel dan kelompok Hamas untuk menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.
Meski demikian, Qatar sebenarnya memiliki hubungan yang bersahabat dan baik Amerika Serikat dan Hamas.
Qatar adalah rumah bagi pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah. Pangkalan Udara Al Udeid, yang terletak di sebelah barat Doha, mampu menampung lebih dari 11.000 tentara yang dilengkapi jet tempur.
Sedangkan pangkalan militer terbesar kedua Amerika Serikat terletak di Bahrain, bernama Bahrain Naval Support Activity (NSA Bahrain).
Pangkalan militer tersebut dapat menampung lebih dari 8.500 pasukan dan personel Departemen Pertahanan, 78 komando penyewa, serta pasukan koalisi gabungan.
[Gambas:Video CNN]
Di sisi lain, Qatar juga memiliki hubungan dengan kelompok Hamas. Kelompok ini memiliki kantor politik yang berlokasi di Doha.
Seorang pejabat Qatar mengatakan kantor politik Hamas didirikan pada tahun 2012 melalui koordinasi dengan pemerintah Amerika Serikat untuk membuka jalur komunikasi.
“Kantor politik Hamas sering digunakan dalam upaya mediasi besar yang dikoordinasikan di seluruh pemerintahan AS untuk menstabilkan situasi di Gaza dan Israel,” kata pejabat itu, seperti dilansir Perancis24 Pada suatu ketika.
Saat ini, kantor politik Hamas di Qatar juga digunakan oleh Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok tersebut, sebagai tempat tinggal dan isolasi.
Namun Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani juga mengatakan bahwa kantor politik Hamas digunakan sebagai alat komunikasi untuk menciptakan perdamaian antara negaranya dan Palestina.
Selain itu, pemerintah Qatar juga telah memberikan bantuan keuangan ke Jalur Gaza selama bertahun-tahun. Bantuan ini bisa mengalir setelah berkoordinasi dengan Israel, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Amerika Serikat.
Qatar menjadi perantara kesepakatan antara Israel dan kelompok Hamas untuk menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza. Sejauh ini, gencatan senjata sudah memasuki tahap kedua.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed-Al-Ansari, mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata.
Gencatan senjata tahap kedua mulai berlaku pada 28 dan 29 November, menyusul tahap pertama yang berlangsung selama empat hari, tepatnya pada 24-27 November.
Hamas sejauh ini telah membebaskan 69 dari total sekitar 200 sandera. Sementara itu, Israel telah membebaskan sekitar 150 tahanan Palestina yang mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.
Sejak invasi Israel ke Palestina pada 7 Oktober dan berlangsung selama 49 hari, jumlah warga Palestina yang terbunuh mencapai 14.800 orang. Akibat invasi ini, ratusan ribu orang juga mengungsi.
(bpa/pra)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);