Jakarta, Pahami.id —
Qatar dilaporkan mengundurkan diri sebagai kepala mediator gencatan senjata Di Gaza, tidak ada kesepakatan antara Hamas dan Israel.
Kabar ini diungkapkan oleh sumber diplomatik kepada AFP. Menurutnya, sikap Qatar telah diinformasikan kepada Israel dan Hamas, bahkan Amerika Serikat (AS).
Qatar, bersama dengan AS dan Mesir telah terlibat dalam perundingan yang sia-sia selama berbulan-bulan untuk gencatan senjata di Gaza, dengan pembebasan sandera dan tahanan.
“Qatar mengatakan kepada Israel dan Hamas bahwa selama ada penolakan untuk menegosiasikan perjanjian dengan itikad baik, Qatar tidak dapat terus melakukan mediasi,” kata sumber itu. AFPSabtu (11/9).
Akibatnya, kantor politik Hamas tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya, tambah sumber tersebut.
Sumber tersebut mengatakan kepada AS bahwa Qatar menyatakan kesediaannya untuk kembali melakukan mediasi ketika kedua belah pihak, yakni Israel dan Hamas, menunjukkan keinginan tulus untuk kembali ke meja perundingan.
Qatar adalah rumah bagi pangkalan militer utama AS. Negara ini juga menjadi tuan rumah kepemimpinan politik Hamas sejak tahun 2012 dengan restu dari Washington.
Jadi, ketika mengumumkan penarikan diri dari perundingan tersebut, sumber diplomatik tersebut mengatakan bahwa Qatar juga mengingatkan Hamas akan status kantor mereka di Doha, dan mendorong para pejabat Hamas untuk pindah ke Türkiye.
Selama perundingan gencatan senjata, baik pejabat AS maupun Qatar menyatakan bahwa Hamas akan tetap berada di Doha selama kehadirannya dapat memberikan jalur komunikasi yang memungkinkan.
April lalu, Qatar mengatakan pihaknya sedang menilai kembali perannya sebagai mediator dalam konflik tersebut ketika menghadapi kritik, terutama dari politisi Israel dan AS.
Namun, Qatar kembali menjadi wasit dua minggu kemudian atas permintaan AS dan Israel. Pasalnya, kedua sekutu tersebut menganggap perundingan gencatan senjata ‘tidak efektif’ selama berada di Türkiye.
Terlepas dari jeda pertempuran selama seminggu pada akhir tahun lalu, ketika beberapa sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan, putaran perundingan berikutnya gagal menghentikan perang.
Upaya mencapai gencatan senjata masih menemui jalan buntu. Untuk memecahkan kebuntuan menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden AS Joe Biden dan menjelang pemilu AS minggu ini, Washington dan Doha mengumumkan pembicaraan tatap muka baru untuk menjajaki opsi baru pada bulan lalu.
Namun inisiatif yang baru-baru ini dilakukan belum membuahkan hasil. Sumber diplomatik AFP Dikatakan bahwa Qatar menyimpulkan bahwa kedua belah pihak tidak memiliki kemauan yang cukup. Upaya mediasi lebih banyak berkaitan dengan politik dan Pemilihan Presiden AS daripada upaya perdamaian yang serius.
(pta/pta)