Berita Punya Pangkalan Militer di Qatar, AS Izinkan Israel Serang Doha?

by
Berita Punya Pangkalan Militer di Qatar, AS Izinkan Israel Serang Doha?


Jakarta, Pahami.id

Israel menyerang kota Doha, QatarPada hari Selasa (9/9) di bawah Dalih menargetkan pejabat senior Hamas berkumpul untuk membahas senjata terbaru AS untuk Gaza.

Kantor Perdana Menteri Israel bersikeras bahwa negara Zionis bertindak atas serangannya sendiri terhadap ibukota Qatar.

Beberapa ledakan telah terdengar di seluruh kota, dengan asap terlihat mengepul di daerah Katara. Menurut laporan media, sekitar 12 serangan udara menghantam bangunan perumahan.


Sumber kanan Hamas memberi tahu Al Jazeera Bahwa delegasi negosiasi gerakan Palestina, yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya, aman dari pembunuhan itu.

Tentang serangan negara Zionis di Doha, Gedung Putih sejauh ini diam. Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Anna Kelly disuruh Al Jazeera Bahwa tidak ada komentar dari pemerintah AS saat ini tentang serangan Israel di Doha.

Adalah komandan AS tertinggi untuk mengizinkan atau tidak serangan ini di Qatar, karena AS memiliki pangkalan militer di Qatar. Ini masih spekulasi.

Selama akhir pekan, Presiden AS Donald Trump mengirim pesan tentang platform sosial yang sebenarnya, memberikan Hamas Ultimatum. Dia mengatakan ada kebutuhan nyata untuk gencatan senjata dan Israel telah menerima apa yang disebutnya “alokasi” dan sekarang saatnya untuk diterima Hamas.

Trump melanjutkan dengan mengatakan bahwa ini adalah peringatan terakhirnya, tidak ada yang lain untuk Hamas. Dia juga memperingatkan Hamas tentang konsekuensi dari tidak menerima.

Banyak yang mulai bertanya -tanya apakah presiden AS telah memberi isyarat dalam komentarnya tentang apa yang bisa terjadi dan apa yang terjadi di Doha.

Qatar menyelenggarakan salah satu pangkalan terpenting Washington di daerah tersebut: Pangkalan Udara Al-Uudeid. Pangkalan ini memiliki lebih dari 8.000 staf Amerika, dan merupakan kantor pusat regional dari US Central Order.

Media Israel melaporkan bahwa serangan udara di Doha telah dikoordinasikan dengan pemerintah AS. Saluran 12 menyatakan bahwa serangan itu telah disetujui oleh Presiden AS Donald Trump.

(WIW)