Jakarta, Pahami.id —
Syekh Agung atau Imam Besar Al Azhar MesirAhmed Al Tayeb menjadi sorotan usai bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7).
Ahmed Al Tayeb dan rombongan tiba di Istana sekitar pukul 10.55 dan langsung disambut Jokowi. Dia akan berada di Indonesia selama tiga hari.
Selama di Indonesia, Ahmed Al Tayeb akan memberikan kuliah umum di salah satu kampus negeri dan berdiskusi dengan organisasi lintas agama.
Lalu, siapa sebenarnya Ahmed Al Tayeb yang bergelar syekh agung?
Syekh Agung atau Imam Besar Al Azhar adalah gelar resmi di Mesir. Orang yang menerima gelar ini di mata umat Islam Sunni dianggap mempunyai otoritas tertinggi dalam pemikiran dan yurisprudensi Islam.
Al Tayeb mendapat gelar syekh agung pada Maret 2010 setelah pendahulunya Muhammad Sayyid Tantawi meninggal.
Pada tahun 2018, Al Tayeb masuk 500 Muslim Paling Berpengaruh peringkat pertama.
Al Tayeb merupakan pemimpin universitas tertua kedua di dunia, Al Azhar. Kampus ini mewakili pusat hukum Islam Sunni.
Selain di Al Azhar, Al Tayeb juga mengajar di beberapa kampus di berbagai negara seperti Pakistan, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Tak hanya aktif di dunia pendidikan, Al Tayeb juga berperan sebagai mediator saat Mesir dilanda gejolak. Saat itu, TNI berupaya menggulingkan pemerintahan Presiden Muhammad Morsi yang didominasi Ikhwanul Muslimin.
Al Tayeb berhasil mempertemukan kedua belah pihak untuk duduk bersama dan berdialog. Namun usahanya tidak berhasil.
Al Tayeb juga sebenarnya menentang Ikhwanul Muslimin yang mengeksploitasi Islam sebagai alat politik.
Ia juga merupakan sosok yang mendukung Islam tradisional. Sikap tersebut tercermin ketika Presiden Abdel Fattah El Sisi menyerukan revolusi agama dan pembaruan wacana Islam.
Namun Al Azhar menjawab panggilan itu dengan samar.
Saat El Sisi ingin membatalkan undang-undang perceraian lisan di Mesir, Al Azhar pun langsung menolak.
Menurut mereka, hukum tersebut merupakan amalan yang tidak dapat dibantah sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Al Tayeb juga menekankan misinya untuk mempromosikan Islam tradisional sejak menjadi Syekh Agung.
Kehidupan pribadi Al Tayeb
Al Tayeb lahir di Provinsi Qina, Mesir, pada 6 Januari 1946. Ia juga disebut-sebut memiliki garis keturunan yang baik. Jika ditelusuri silsilahnya, Al Tayeb masih merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dari keturunan Hasan bin Abi Thalib.
Ayahnya Muhammad Tayeb dan kakek Syekh Ahmad Tayeb merupakan sosok yang bisa disebut sebagai perantara. Mereka kerap mengadakan pertemuan perdamaian antar suku di wilayahnya, seperti dikutip dari NU Daring.
Sejak kecil, Al Tayeb senang mengikuti pertemuan perdamaian antar ras di kampung halamannya.
Sejak SD, Al Tayeb mengenyam pendidikan di Al Azhar. Ia kemudian melanjutkan kuliah di program studi Aqidah-Filsafat Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar Kairo.
Bahkan, ia memperoleh gelar doktor di program studi yang sama pada tahun 1977 dan diangkat menjadi dosen tetap Universitas Al Azhar.
(isa/bac)