Jakarta, Pahami.id —
Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin membubarkan Parlemen, Selasa (6/8), akibat demonstrasi dan kerusuhan di kota-kota besar Tanah Air.
Pengumuman ini disampaikan oleh kantor Presiden setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri ke India, lalu Eropa.
Shahabuddin juga mengambil keputusan ini setelah pengunjuk rasa mahasiswa memberi batas waktu kepada negara untuk membubarkan parlemen dan mengancam akan menerapkan “program ketat” jika tenggat waktu tersebut terlewat.
Para pengunjuk rasa juga menyerukan aktivis Bangladesh pemenang Hadiah Nobel, Muhammad Yunus, untuk menjadi PM menggantikan Hasina yang melarikan diri.
Yunus dikenal sebagai ‘bankir untuk masyarakat miskin’ Bangladesh yang kerap memberdayakan para pebisnis kelas menengah dan bawah.
Aspirasi tersebut diungkapkan para pengunjuk rasa dengan menolak pengumuman tentara yang dipimpin Jenderal Waker-Uz-Zaman untuk mengambil alih pemerintahan Bangladesh.
“Negara ini menderita, perekonomian hancur, banyak orang terbunuh. Ini saatnya menghentikan kekerasan,” kata Waker seperti dikutip dari Saluran Berita Asia.
Sementara itu, Presiden Shahabuddin kemudian memutuskan untuk membubarkan Parlemen dan berdialog dengan para pengunjuk rasa untuk mengambil langkah selanjutnya.
media lokal Bangladesh Bintang Harian Diberitakan, Shahabuddin bertemu dengan beberapa perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Anti Diskriminasi Mahasiswa di Bangabhaban.
Mereka berdiskusi dengan Shahabuddin untuk membentuk pemerintahan sementara setelah Hasina mundur dan melarikan diri.
(membaca)