Jakarta, Pahami.id –
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto Menyambut Seri Perdana Menteri Malaysia Majesty Dato Anwar Ibrahim Bersama dengan rombongan dan akan makan malam di kediaman pribadi, Jalan Kertanegara nomor 4, Jakarta Selatan, Senin (7/28).
Kutipan dari Di antaraKegiatan ini membuka serangkaian kunjungan negara PM Anwar dalam konteks konsultasi tahunan Indonesia dan Malaysia. Pada pertemuan berikut pada hari Selasa (29/7), Prabowo dan Anwar dikatakan dapat menandatangani empat memorandum pemahaman (MOU), termasuk batas kedua negara.
Peluncuran akun Instagram @presidenrepubublikindonesia, kedua pemimpin negara itu terlihat duduk di atas meja makan saat mengobrol di rumah Prabowo.
Makan malam itu juga dihadiri oleh beberapa petugas, termasuk Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavia, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Investasi dan Ketua Koordinator Investasi (BKPM) Rosan Perkasa Ruty.
Kegiatan ini membuka serangkaian kunjungan negara PM Anwar dalam kerangka konsultasi tahunan ke -13 antara Indonesia dan Malaysia.
“Setelah tiba di Jakarta, Perdana Menteri Anwar Ibrahim disambut saat makan malam di kediaman pribadi presiden, sebagai serangkaian kegiatan resmi yang akan berlangsung pada hari berikutnya. Selama pertemuan, kedua pemimpin dijadwalkan untuk membahas berbagai kerja sama strategis, dan melihat penandatanganan beberapa nota kesepahaman di berbagai sektor“Dikutip dari akun Instagram @PresidenRepublikindonesia pagi ini.
Agenda utama kunjungan PM Anwar di Jakarta dijadwalkan berlangsung di Istana Merdeka pada Selasa pagi.
Kutipan dari Di antaraSelama pertemuan bilateral ini Prabowo dan Anwar dijadwalkan untuk menandatangani empat memorandum kerjasama pemahaman (MOU) yang terkait dengan batasan lahan, dan kerja sama dalam kesehatan, teknologi, dan komunikasi.
Di istana Merdeka, PM Anwar akan dihadiri oleh menteri, Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan, Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution, Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri Tengku Zafrul Aziz, dan Menteri Pendidikan Fadhlina Sidek. Kemudian, ada juga Kepala Negara Bagian Sarawak Abang Johari Openng dan Pejabat Negara Bagian Sabah Hajiji Noor.
Sebelumnya, di hadapan Dewan Rakyat Malaysia pekan lalu, Anwar mengklaim telah membahas batas -batas maritim dengan Indonesia di Laut Sulawesi.
“Pada tanggal 29 Juli, kami melanjutkan percakapan kami di Jakarta,” kata PM Anwar saat pertanyaan -dan sesi perantara di Dewan Rakyat, Kuala Lumpur pada hari Selasa (7/22).
Dia mengatakan bahwa dalam sebuah pertemuan pada tanggal 29 Juli 2025, perwakilan pemerintah Sarawak dan Sabah akan berpartisipasi. Menurutnya, negosiasi tentang batas -batas maritim maritim maritim membutuhkan persetujuan pemerintah di Malaysia.
Anwar mengatakan perwakilan Sarawak dan Sabah juga akan menyampaikan pandangan mereka terkait dengan wilayah tersebut.
“Pertemuan resmi yang melibatkan Singapura atau Indonesia selalu, sebagai suatu peraturan, mengundang Perdana Menteri Sarawak dan Ketua Menteri Sabah dalam kelompok itu,” katanya.
Pada kesempatan itu, Anwar juga menjelaskan perselisihan tentang blok ND6 dan ND7 yang dikenal sebagai blok Ambalat.
Malaysia mengatakan dia masih memegang peta pada tahun 1979 dan keputusan Pengadilan Internasional (ICJ) di Kepulauan Sipadan dan Ligitan.
Anwar menyatakan bahwa ia memiliki semangat yang sama dengan PM Malaysia sebelumnya, untuk menghindari ketegangan di daerah yang disengketakan. Dia juga menekankan bahwa Indonesia adalah negara yang bersahabat yang memiliki hubungan yang sangat baik dengan Malaysia.
(Antara/anak -anak)