Berita Perusahaan Jepang Buka Suara, Bantah Produksi Walkie-Talkie Hizbullah

by


Jakarta, Pahami.id

Perusahaan asli JepangICOM, menjelaskan kejadian ledakan walkie-talkie di Libanon yang menyeret produk.

Direktur ICOM, Yoshiki Enomoto, membantah perusahaannya memproduksi walkie-talkie yang meledak tersebut.

“Tidak mungkin bom akan diintegrasikan ke dalam salah satu perangkat kami selama proses pembuatannya. Proses produksinya sangat otomatis dan cepat sehingga tidak ada waktu untuk melakukan hal seperti itu,” kata Enomoto. ReutersKamis (19/9).


Enomoto mengatakan perusahaannya telah menghentikan produksi model walkie-talkie yang meledak di Lebanon 10 tahun lalu.


Ia juga mengatakan model yang masih dijual di pasaran saat ini merupakan produk palsu.

“Kalau ternyata palsu, maka kita perlu menyelidiki bagaimana seseorang bisa membuat bom yang mirip dengan produk kita. Dan jika asli, maka kita perlu menelusuri peredarannya untuk mengetahui bagaimana bisa sampai di sana,” ujarnya.

Pada Rabu (18/9), sejumlah besar perangkat elektronik seperti walkie-talkie dan radio meledak hampir bersamaan di Lebanon. Ledakan itu terjadi sehari setelah ribuan perangkat komunikasi pager meledak di kawasan yang sama.

Insiden yang menewaskan 37 orang dan melukai hampir 3.000 orang itu terjadi di pinggiran selatan Beirut yang dikenal dengan nama Dahiyeh hingga wilayah timur lembah Bekaa. Daerah-daerah tersebut merupakan markas kelompok milisi Hizbullah.

Korban ledakan pager sebagian besar adalah anggota Hizbullah. Namun, beberapa di antaranya juga mencakup warga sipil seperti anak-anak dan tenaga medis.

Hizbullah telah menggunakan pager sebagai alat komunikasi sejak konfliknya dengan Israel menyusul invasi mereka ke Jalur Gaza Palestina. Alasannya karena lebih aman dibandingkan ponsel yang rentan diretas.

Produk pager yang bisa meledak sendiri tersebut konon dibuat oleh perusahaan Taiwan bernama Gold Apollo. Namun, Gold Apollo membantah bahwa perusahaanlah yang memproduksi pager tersebut. Mereka menyalahkan perusahaan Hongaria, BAC Consulting, yang memiliki izin menggunakan merek Gold Apollo untuk memproduksi barang.

Sedangkan produk walkie-talkie yang meledak tersebut disebut-sebut merupakan produk ICOM. Hal tersebut diketahui dari logo ICOM pada gambar yang tersebar pasca kejadian.

ICOM hanya memiliki satu distributor resmi di Lebanon yaitu Power Group. Power Group telah mengonfirmasi bahwa pihaknya tidak mengimpor model produk yang meledak dan tidak pernah menerima laporan adanya produk yang meledak di toko atau gudangnya.

Power Group menegaskan kini hanya mengimpor produk ICOM yang masih dalam tahap produksi.

(blq/dna)