Jakarta, Pahami.id —
Pemilik Warung Ibu Gaul (WIG) mengaku belum tahu menahu soal nama ‘Geng Tai’, kelompok pelajar tersebut. Binus Sekolah Serpong siapa yang dicurigai sebagai pelaku intimidasi atau intimidasi terhadap sesama siswa juniornya.
Hermawati, pemilik warung WIG, mengaku warung miliknya kerap menjadi tempat nongkrong para siswa Binus School sepulang sekolah. Namun, dia tahu mereka adalah sekelompok mahasiswa gangster yang sering di-bully.
“Saya tahu di berita ada geng ini, saya bahkan tidak pernah bertanya,” kata Hermawati saat ditemui di tokonya, Selasa (20/2).
Saat ditanya soal anak selebriti Vincent Rompies termasuk salah satunya, Hermawati juga belum mengetahuinya. Ia mengaku mengenal beberapa anak yang sering nongkrong di toko tersebut. Namun ia tidak mengetahui bahwa salah satu dari mereka adalah anak Vincent, salah satu siswa yang diduga sebagai pelaku intimidasi.
“Saya baru tahu, OB bilang ke saya ada anak artis, yang mana? Saya kurang tahu,” ujarnya.
<!–
/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>
Warung Hermawati dan keluarga terletak sekitar 30 meter dari pintu masuk Sekolah Binus di Jalan Jelupang Raya, Serpong, Tangerang Selatan. Biasanya, kata dia, siswa akan mampir ke tokonya sepulang sekolah sekitar pukul 16.00 WIB sambil menunggu dijemput.
Ia mengaku tak curiga dengan mahasiswa yang sering mampir. Sebab, biasanya mereka hanya nongkrong sambil memesan makanan, sekadar minuman atau mie instan. Warung tersebut juga tidak banyak menjual makanan, kecuali jajanan warung kelontong biasa.
Apalagi, kata Hermawati, keluarganya tidak pernah curiga. Karena santri yang mampir ramah-ramah. Sejak dulu, warung tersebut menjadi tempat nongkrong para pelajar.
“Seperti biasa dengan teman-teman yang lain, sopan-santun, semua di sini sopan,” kata Hermawati.
Polisi berkunjung
Hermawati mengaku tidak tahu menahu soal kejadian negosiasi bahkan penganiayaan fisik yang terjadi di tokonya. Ia baru mengetahuinya belakangan setelah viral di media sosial.
Baru-baru ini, kata Hermawati, seorang polisi yang mengenakan pakaian non-dinas menanyakan keterangan ibunya terkait kejadian tersebut. Namun, dia memastikan pihak keluarga tidak mengetahui apa-apa mengenai hal tersebut.
“Ini adikku,” kata Hermawati sambil menunjuk kakaknya, Hermanto, yang menemaninya saat wawancara.
Dia tidak ingat kapan polisi datang. Perkiraannya beberapa hari lalu setelah berita kasus perundungan itu viral di media sosial.
Sejak kejadian itu viral, Hermawati mengaku tokonya kini sepi. Awalnya dia tidak tahu kenapa muridnya tidak datang lagi, sebelum dia mengetahui kasus bullying tersebut.
Polres Metro Tangsel menyebut aksi perundungan hingga kekerasan fisik yang dilakukan siswa senior di Sekolah Binus Serpong telah dilakukan sebanyak dua kali sepanjang Februari 2024.
Motif perundungan dilakukan terhadap siswa SMP sebagai syarat untuk bergabung dengan geng. Korban dikabarkan dipaksa melakukan beberapa hal yang diminta para lansia tersebut, termasuk menerima kekerasan fisik.
Polisi masih mendalami keterangan beberapa saksi dan bukti lain untuk mengungkap kronologi aksi perundungan tersebut. Sementara itu, korban kini menjalani perawatan di rumah sakit setelah ditemukan beberapa luka memar dan luka bakar.
Kronologisnya, dari informasi sementara yang kami peroleh, diduga ada sekitar dua aksi kekerasan. Yakni pada 2 Februari dan 13 Februari, kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangsel, AKP Alvino Cahyadi kepada wartawan. . , Selasa (20/2).
(thr/DAL)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);