Berita PBB Sesalkan 40 Ribu Warga Gaza Tewas: Tonggak Sejarah Suram Dunia

by


Jakarta, Pahami.id

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk menyesalkan kematian 40 ribu warga Palestina dalam serangan itu Israel di Gaza yang kini telah berlangsung selama 10 bulan.

Dia menyalahkan Israel atas meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza, sebuah wilayah yang menjadi sasaran serangan brutal Israel. Turk mengatakan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

“Hari ini menandai tonggak sejarah yang suram bagi dunia,” kata Turk dalam sebuah pernyataan AFPJumat (16/8).


Menurutnya, skala penghancuran rumah, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah yang dilakukan tentara Israel sangat mengejutkan. Ia menuding tentara Israel melanggar aturan perang sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.

“Situasi yang tidak terbayangkan ini sebagian besar disebabkan oleh kegagalan berulang-ulang tentara Israel dalam mematuhi aturan perang,” tambahnya.

Turk mengatakan pihaknya telah mendokumentasikan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional yang dilakukan oleh tentara Israel, serta milisi Hamas.

Ia juga kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza, serta warga Palestina yang dipenjarakan secara sewenang-wenang oleh Zionis.

Kementerian Kesehatan Palestina mencatat korban tewas mencapai 40.005 orang dan 92.401 lainnya luka-luka. Data tersebut tidak menyebutkan berapa banyak warga sipil atau milisi Hamas yang terbunuh.

Israel yang marah

Perwakilan Israel di PBB menuduh Turki menyebarkan propaganda Hamas karena pernyataan Turki. Israel mengatakan Turki secara sukarela menolak membedakan antara teroris dan warga sipil.

“Selama hampir 20 tahun, Hamas telah mengubah Gaza menjadi kubu teroris. Strategi brutalnya jelas: bersembunyi di balik warga sipil Palestina untuk menargetkan warga Israel,” kata perwakilan Israel.

“Hilangnya nyawa kedua belah pihak merupakan kemenangan bagi Hamas. Pernyataan hari ini hanya semakin menguatkan Hamas dan mendorong mereka untuk melanjutkan kampanye disinformasi,” tutupnya.

(pta/pta)