Berita PBB Pecat 9 Staf UNRWA usai Diduga Terlibat Serangan Hamas 7 Oktober

by


Jakarta, Pahami.id

Persatuan negara-negara (PBB) memecat sembilan anggota staf Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) setelah dicurigai terlibat dalam serangan itu Hamas 7 Oktober lalu

Juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan sembilan staf tersebut “kemungkinan terlibat” dalam serangan Hamas di Israel berdasarkan hasil penyelidikan pengawas PBB.


“Kami mempunyai informasi yang cukup untuk mengambil tindakan ini, yaitu memecat sembilan orang tersebut,” kata Haq, Senin (5/8), seperti dikutip Al Jazeera.

Pernyataan Haq muncul setelah Kantor Layanan Pengawasan Internal (OIOS) PBB menyelesaikan penyelidikan atas tuduhan Israel pada Januari lalu bahwa 19 anggota staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas.

Haq mengatakan dalam satu kasus, tidak ada bukti yang diperoleh OIOS untuk mendukung tuduhan bahwa personel UNRWA terlibat dalam penyerangan tersebut. Namun, dalam sembilan kasus lainnya, terdapat “tidak cukup” bukti untuk mendukung klaim Israel bahwa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas.

Pegawai yang mungkin terlibat, kata Haq, adalah laki-laki.

Haq tidak mengatakan apa peran mereka dalam serangan Hamas. Namun, dia menegaskan partisipasi dalam bentuk apapun adalah pengkhianatan.

“Bagi kami, partisipasi apa pun dalam serangan itu merupakan pengkhianatan luar biasa terhadap pekerjaan yang seharusnya kami lakukan atas nama rakyat Palestina,” katanya.

UNRWA mempekerjakan 32.000 staf di seluruh operasinya di Timur Tengah. Sekitar tiga belas ribu di antaranya bekerja di Jalur Gaza.

Menanggapi laporan tersebut, tentara Israel mengejek UNRWA karena maskernya dilepas.

“Lembaga ‘bantuan’ Anda secara resmi telah tenggelam ke titik terendah baru, dan inilah waktunya bagi dunia untuk melihat sifat sejati Anda,” tulis Lt. Kol. Nadav Shoshani, juru bicara internasional tentara Israel, di X.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan bahwa prioritas lembaganya saat ini adalah melanjutkan layanan penyelamatan jiwa dan vital bagi pengungsi Palestina di Gaza dan di seluruh kawasan, terutama dalam menghadapi perang yang sedang berlangsung, ketidakstabilan dan risiko. . meningkatnya konflik regional.

“UNRWA berkomitmen untuk terus menjunjung tinggi prinsip dan nilai dasar PBB, termasuk prinsip netralitas kemanusiaan, dan memastikan seluruh stafnya mematuhi kebijakan UNRWA mengenai aktivitas eksternal dan politik,” tulis Lazzarini, seperti dikutip. CNN.

(blq/baca)