Berita Parlemen Vietnam Resmi Pangkas Drastis Anggaran sampai Kementerian

by


Jakarta, Pahami.id

Parlemen Vietnam Menyetujui pemangkasan salah satu dari lima pekerjaan di sektor publik dan memotong anggaran pemerintah hingga miliaran dolar untuk program efisiensi besar -pada hari Selasa (18/2).

Dikutip AfpMenurut pernyataan situs parlemen, Majelis Nasional Vietnam menyetujui “struktur organisasi pemerintah baru”.


Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan efisiensi utama yang diterapkan oleh Vietnam di bawah kepemimpinan Sekretaris Partai Komunis untuk LAM.

Menurut pemerintah Vietnam, selama lima tahun ke depan, satu dari lima pegawai negeri akan kehilangan pekerjaan atau diberikan pilihan pensiun dini.

Vietnam berusaha meningkatkan efisiensi pemerintah dan menghilangkan pejabat yang dianggap kurang kompeten. Lam berpikir lembaga negara tidak bisa menjadi “tempat untuk mencerminkan petugas yang lemah.”

Kebijakan ini tidak hanya memotong jumlah kementerian dan lembaga pemerintah dari 30 menjadi 22, tetapi juga mempengaruhi berbagai sektor, termasuk media, polisi dan militer.

Beberapa kementerian, termasuk transportasi, perencanaan dan investasi, komunikasi, dan tenaga kerja, telah dihapus. Produksi juga akan mempengaruhi sektor media, pegawai negeri, polisi dan militer.

Pada tahun 2022, hampir dua juta orang bekerja di sektor publik menurut data pemerintah, meskipun Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan bahwa jumlahnya lebih tinggi.

Sebanyak 20 persen dari pekerjaan ini akan dihapus selama lima tahun ke depan.

Pemerintah memperkirakan bahwa reformasi ini akan menghemat sekitar 113 triliun atau setara dengan Rp71,86 triliun dalam lima tahun ke depan. Namun, untuk program pensiun dan pemecatan dini, Vietnam harus mengeluarkan lebih dari US $ 5 miliar.

Namun, beberapa khawatir bahwa pekerja yang paling kompeten akan memilih untuk keluar karena mereka memiliki lebih banyak pilihan karier di luar pemerintah.

Keputusan -keputusan ini telah menyebabkan kerusuhan di antara pegawai negeri, karena sejauh ini mereka bekerja di sektor pemerintah telah dianggap sebagai pekerjaan yang aman untuk bertahan hidup.

Reformasi terjadi ketika Amerika Serikat di bawah administrasi Presiden Donald Trump juga mengerjakan hal yang sama.

(RDS/RDS)