Berita Pangkal Perkara Demo Berdarah di Bangladesh Sebabkan 173 Orang Tewas

by

Jakarta, Pahami.id

Sedikitnya 173 orang tewas akibat kerusuhan di tersebut Bangladesh hingga Selasa (23/7).

Kerusuhan akibat demonstrasi besar-besaran ini juga mengakibatkan 1.200 orang ditangkap.


Kerusuhan bermula dari demonstrasi mahasiswa yang menentang sistem kuota PNS. Hampir setiap hari selama berminggu-minggu, pelajar di Bangladesh menuntut agar pekerjaan di pemerintahan menggunakan skema berdasarkan prestasi.

Saat ini, pemerintah Bangladesh telah menerapkan sistem kuota yang memberikan hingga 30 persen pekerjaan di pemerintahan kepada keluarga veteran perang tahun 1971.

Menurut para kritikus, sistem ini diskriminatif karena hanya menguntungkan anak-anak pro-Perdana Menteri Sheikh Hasina dan merugikan anak-anak berprestasi.

Pada tahun 2018, pemerintahan Hasina menghentikan sistem kuota ini menyusul protes besar-besaran mahasiswa.

Namun bulan lalu, Pengadilan Tinggi Bangladesh membatalkan keputusan tersebut dan menerapkan kembali sistem kuota setelah keluarga para veteran tahun 1971 mengajukan petisi.

Koordinator aksi di Kota Narayanganj, Farhana Manik Muna, mengatakan para aktivis ingin pemerintah membentuk komisi untuk mengusulkan reformasi sistem kuota.

“Kami tidak menyerukan pembatalan besar-besaran terhadap seluruh pemesanan kuota. Sebaliknya, kami menginginkan pendekatan yang masuk akal untuk membantu mereka yang kurang mampu,” kata Farhana.

Tingkat pengangguran di Bangladesh belakangan ini meningkat drastis. Kesempatan kerja masyarakat juga tidak mencukupi dan perekonomian negara terus merosot tajam.

Menurut profesor studi pembangunan Universitas Dhaka Rashed Al Mahmud Titumir, “gerakan reformasi kuota” ini berkaitan dengan ketidakpastian pendapatan.

“Ini tentang kurangnya atau berlanjutnya ketidakamanan mengenai pekerjaan dan pendapatan, yang dihadapi kaum muda,” kata Titumir. ReutersJumat (19/7).

Bersambung di halaman berikutnya…