Berita Oposisi Korsel Tunjuk Capres Gantikan Yoon Suk Yeol yang Dimakzulkan

by


Jakarta, Pahami.id

Partai Oposisi Utama Korea Selatan Secara resmi ditunjuk sebagai mantan pemimpin, Lee Jae Myung, sebagai kandidat presiden untuk pemilihan umum yang akan diadakan pada Juni 2025.

Pemilihan Juni mendatang diadakan untuk menemukan pengganti Yoon Suk Yeol, yang secara resmi disesuaikan dengan efek Deklarasi Darurat Belanda Desember lalu.


Lee memenangkan nominasi dengan tanah longsor 89,7 persen. Dia akan mewakili Partai Demokrat dan bersaing dengan kandidat dari Partai Kekuasaan Rakyat Konservatif (PPP), Partai Yoon.

Pemilihan cepat yang dijadwalkan untuk 3 Juni 2025 diadakan setelah Yoon membatalkan kekuatannya karena mencoba memaksakan kekuatan militer di negara Demokrat Desember lalu. Pada saat itu, angkatan bersenjata dikerahkan ke gedung Parlemen.

Namun, keputusan darurat diri Yoon hanya memakan waktu sekitar enam jam sebelum dibatalkan oleh anggota parlemen terhadapnya. Anggota parlemen juga mendaki pagar Gedung Parlemen untuk memegang suara yang menolak keputusan tersebut.

“Dengan kemenangan besar ini, orang -orang telah memberi saya mandat untuk merebut kembali kekuasaan dan mengakhiri era kekuasaan dan penurunan,” kata Lee di konvensi partai di Shake, barat laut Seoul, meluncurkan Afp.

“Saya akan menghargai kepercayaan Anda dengan membangun harapan baru yang penuh dengan harapan dan hasrat, Republik Korea yang sejati,” tambah seorang politisi 60 tahun.

Nominasi Lee telah menjadi titik balik setelah kekalahannya dalam pemilihan presiden 2022, di mana ia kalah dari Yoon dengan perbedaan tipis dalam sejarah Korea Selatan.

Ulasan terbaru menunjukkan bahwa Lee jauh lebih tinggi daripada kandidat lainnya. Menurut survei Gallup, Lee menerima dukungan 38 persen, sementara semua kandidat lainnya hanya memenangkan satu dukungan satu digit.

Pesta Power’s Power dijadwalkan untuk mengumumkan kandidatnya pada hari Sabtu (3/5).

Beberapa kandidat yang bertarung untuk nominasi PPP termasuk mantan Kepala PPP Han Dong Hoon dan mantan Menteri Tenaga Kerja Kim Moon Soo, yang telah bertugas di bawah pemerintahan Yoon.

Namun, Lee masih menghadapi beberapa penyelidikan hukum, termasuk korupsi dan pelanggaran aturan kampanye, yang ia sebut politik.

Pada bulan Maret, pengadilan di Seoul membebaskan Lee dalam kasus undang -undang pemilihan, menolak keputusan pengadilan yang lebih rendah. Keputusan ini menghilangkan salah satu hambatan utama yang dapat membatalkan nominasi.

Namun, Lee masih menghadapi beberapa tes lain, termasuk tuduhan korupsi. Jika terpilih dalam pemilihan Juni mendatang, proses hukum menentangnya dapat ditunda karena kekebalan hukum presiden. Persidangan akan berlanjut setelah masa jabatannya berakhir.

(Del/rds)