Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tentang kedaulatan Palestina di masa depan.
Hal tersebut diungkapkan Netanyahu saat kedua pemimpin negara tersebut melakukan panggilan telepon pada Jumat (19/1). Ini adalah panggilan telepon pertama dalam sebulan.
“Dalam percakapannya dengan Presiden Biden, Perdana Menteri Netanyahu menegaskan kembali kebijakannya bahwa setelah Hamas dihancurkan, Israel harus mempertahankan kontrol keamanan atas Gaza untuk memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel, situasi yang bertentangan dengan klaim kedaulatan Palestina. ” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan. pernyataan AFPSabtu (20/1).
Pada hari Kamis, Netanyahu menolak kedaulatan Palestina atas wilayah di Tepi Barat, dengan mengatakan hal itu tidak sesuai dengan kebutuhan Israel untuk memiliki “kendali keamanan atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan”.
Setelah percakapan telepon kemarin, Biden mengatakan ada kemungkinan Netanyahu menyetujui solusi dua negara, yang selama beberapa dekade dipandang oleh para diplomat sebagai cara terbaik untuk membawa perdamaian di Timur Tengah.
“Ada semacam solusi dua negara. Ada beberapa negara anggota PBB yang…tidak memiliki militer sendiri,” kata Biden kepada wartawan usai acara di Gedung Putih.
“Ada semacam solusi dua negara. Ada beberapa negara anggota PBB yang…tidak memiliki militer sendiri,” kata Biden kepada wartawan usai acara di Gedung Putih.
Seorang pejabat senior Hamas pada hari Sabtu menolak komentar Biden tentang kemungkinan Israel menyetujui pembentukan negara Palestina.
“Ilusi bahwa Biden berkhotbah tentang negara Palestina dan karakteristiknya tidak membodohi rakyat kami,” kata Izzat al-Rishq, anggota biro politik kelompok Islam tersebut, dalam sebuah pernyataan.
“Biden adalah mitra penuh dalam perang genosida ini dan rakyat kita tidak mengharapkan hal baik darinya.”
Israel terus menginvasi Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan yang berpusat di Gaza, Palestina mencatat jumlah kematian akibat serangan Israel di Gaza mencapai 24.927 jiwa hingga Sabtu (20/1).
Setidaknya 165 orang meninggal dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, 62.388 lainnya terluka sejak invasi Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Dalam pemberitaan sebelumnya, diberitakan mayoritas korban tewas dalam serangan Israel di Gaza adalah anak-anak dan perempuan.
Invasi Israel ke Gaza, Palestina telah berlangsung lebih dari 100 hari sejak dimulai pada Oktober lalu. Serangan tersebut menjadi konflik terpanjang, paling berdarah dan paling merusak antara kedua wilayah tersebut.
Serangan Israel yang terus berlanjut telah menyebabkan sebagian besar warga Palestina kehilangan tempat tinggal dan tempat tinggal.
Mereka juga dilanda kelaparan dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan. Pasalnya, rumah sakit di daerah kantong tersebut juga menjadi sasaran tentara Zionis.
(AFP/dmi)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);