Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjelaskan tiga alasan gencatan senjata dengan milisi proksi Iran di Lebanon, Hizbullah.
Pertama, agar kita bisa fokus pada ancaman Iran. Kedua, untuk memasok kembali pasokan senjata yang semakin menipis dan memberikan waktu bagi tentara Israel untuk beristirahat. Ketiga, meningkatkan tekanan terhadap Hamas.
“Ketika Hizbullah tidak terlibat, Hamas akan sendirian dalam pertempuran. Tekanan kami terhadap mereka akan meningkat,” kata Netanyahu seperti dikutip AFP.
Dalam pidatonya di televisi lokal, Netanyahu mengatakan perjanjian gencatan senjata akan diumumkan kepada kabinetnya pada Rabu (27/11). Sebelumnya dilaporkan bahwa kabinet keamanan yang lebih terbatas telah menyetujui kesepakatan tersebut.
“Kami akan menjunjung tinggi perjanjian dan menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran. Bersama-sama, kita akan melanjutkannya hingga kemenangan,” kata Netanyahu. “Dalam koordinasi penuh dengan Amerika Serikat, kami memiliki kebebasan penuh untuk bertindak secara militer. Jika Hizbullah melanggar perjanjian atau mencoba mempersenjatai diri, kami akan menyerang dengan tegas.”
Menteri Keamanan Nasional yang berhaluan sayap kanan, Itamar Ben Gvir, memperingatkan bahwa gencatan senjata berarti hilangnya kesempatan bersejarah “untuk memusnahkan Hizbullah”.
Hasil jajak pendapat singkat yang dilakukan Channel 12 Israel menunjukkan bahwa berdasarkan pemahaman mereka mengenai usulan gencatan senjata, 37 persen warga Israel mendukung perjanjian tersebut, 32 persen menentangnya, dan 31 persen menyatakan tidak yakin.
Secara terpisah, Presiden AS Joe Biden mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon akan dilakukan mulai Rabu (27/11) pukul 4.00 EET di Lebanon atau pukul 9.00 WIB.
Dalam 60 hari ke depan, kata Biden, tentara Lebanon akan menguasai wilayahnya sendiri.
Berdasarkan kesepakatan yang dicapai hari ini, yang akan berlaku mulai pukul 4 pagi besok waktu setempat, pertempuran di perbatasan Lebanon-Israel akan berakhir, kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, seperti dikutip CNN.
“Gencatan senjata ini dirancang untuk menghentikan permusuhan selamanya. Sisa-sisa Hizbullah dan organisasi teroris lainnya tidak akan diizinkan,” tambahnya.
Perjanjian gencatan senjata Lebanon menyerukan pasukan Israel untuk mundur dari Lebanon selatan dan pasukan Lebanon akan ditempatkan di wilayah tersebut, kata para pejabat. Hizbullah akan mengakhiri kehadiran bersenjatanya di sepanjang perbatasan selatan Sungai Litani.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan tentara Lebanon akan siap mengerahkan setidaknya 5.000 tentara di Lebanon selatan ketika pasukan Israel mundur, dan bahwa AS dapat berperan dalam membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat serangan Israel.
(del/vws)