Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahuterus terang mengatakan ada pejabat Israel yang menyangkal melancarkan serangan pager di Lebanon.
Dalam pemberitaan media Ibrani, Netanyahu disebut telah memberi tahu kabinetnya tentang serangan pager dan walkie-talkie di Lebanon yang mengguncang negara itu pada 16 dan 17 September.
Dalam kesempatan itu, Netanyahu mengakui Israel berada di balik ledakan yang menewaskan 37 orang dan melukai hampir 3.000 orang tersebut.
Namun, selain memberikan pengakuan, Netanyahu juga menceritakan ada pejabat yang membantah melakukan penyerangan.
“Operasi penyadapan dan penghancuran [pemimpin Hizbullah Hassan] “Nasrallah diluncurkan, meskipun ada penolakan dari pejabat senior di lembaga keamanan dan eselon politik yang bertanggung jawab atas operasi tersebut,” kata Netanyahu pada pertemuan tersebut.
Seorang pejabat Israel membenarkan pernyataan Netanyahu kepada CNN.
Ini adalah pertama kalinya Israel mengakui perannya dalam serangan di Lebanon. Penjelasan pemerintah kepada media terkait pernyataan Netanyahu juga menegaskan bahwa Negara Zionis berada di balik operasi ledakan pager dan walkie-talkie.
Pernyataan Netanyahu di sini juga menandakan perpecahan dalam pemerintahan. Ada spekulasi bahwa kritik Netanyahu ditujukan kepada Menteri Pertahanan Israel Yoava Gallant.
Gallant dipecat oleh Netanyahu pada 5 November setelah keduanya sering bentrok dan berselisih paham. Netanyahu kemudian menjelaskan pemecatan Gallant karena kepercayaannya kepada menteri telah hilang.
Sementara itu Gallant juga mengatakan bahwa pemecatannya merupakan akibat dari perbedaan pendapat antara dirinya dan Netanyahu mengenai tiga isu, yaitu isu wajib militer ultra-Ortodoks, tidak kembalinya seluruh sandera di Gaza, dan perlunya penyelidikan resmi terhadap Hamas. serangan milisi pada tanggal 7 Oktober.
Pada Maret 2023, Gallant dipecat oleh Netanyahu setelah menolak rencana Netanyahu untuk mereformasi sistem peradilan yang mengurangi peran Mahkamah Agung di Israel.
Namun, sebulan kemudian, dia dipanggil kembali karena serangan Hamas pada 7 Oktober. Sejak itu, ia memainkan peran penting dalam melancarkan serangan ke Gaza dan Lebanon.
(blq/dna)