Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengecam keras peristiwa pembakaran tersebut rumah ibadah di Melbourne, Australia.
Netanyahu menyebut insiden tersebut sebagai bagian dari sentimen antisemit yang diduga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintahan Perdana Menteri Anthony Albanese.
Tindakan keji ini tidak lepas dari sentimen anti-Israel yang bermula dari pemerintahan Partai Buruh Australia, kata Netanyahu dalam pernyataannya.
Netanyahu merujuk pada keputusan Australia yang mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September lalu, yang menuntut Israel mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina. Dia menyebut dukungan tersebut sebagai “keputusan yang keterlaluan” dan menganggap sentimen anti-Israel sebagai antisemitisme.
Kebakaran terjadi di sinagoga Addas Israel, selatan Melbourne, Australia, Jumat (6/12) dini hari. Kebakaran tersebut mengakibatkan satu orang luka-luka dan bangunan mengalami kerusakan parah.
Menurut Polisi Victoria, seorang jamaah yang sedang salat melihat dua orang rupanya menebarkan cairan yang mudah terbakar sebelum menyalakan api.
“Kami yakin ini dilakukan dengan sengaja. Kami yakin ini memang ditargetkan. Yang belum kami ketahui adalah alasannya, dan kami akan mencari tahu,” kata Detektif Inspektur Chris Murray kepada wartawan, dikutip AFP.
Polisi sendiri masih memburu dua tersangka yang diduga bertanggung jawab atas penyerangan tersebut.
Reaksi dari Pemerintah Australia
Meski dituduh sepihak oleh Netanyahu, Perdana Menteri Anthony Albanese mengutuk insiden tersebut dan menekankan bahwa Australia tidak mentolerir antisemitisme.
“Tindakan kekerasan, pengancaman, dan vandalisme terhadap tempat ibadah ini merupakan tindakan yang sungguh mengagetkan. Penyerangan ini telah membahayakan nyawa dan jelas bertujuan untuk menimbulkan rasa takut pada masyarakat,” ujarnya dalam keterangannya.
Namun, Asosiasi Yahudi Australia menyatakan kecewa dengan tanggapan pemerintah. Mereka mengatakan mereka marah namun tidak terkejut, dan merasa komunitas Yahudi diabaikan.
Hingga saat ini, kantor Albanese belum menanggapi tuduhan tersebut.
Australia mencatat peningkatan insiden ‘anti-Semitisme’ sejak konflik Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023. Serangan balik brutal Israel di Gaza telah menyebabkan puluhan ribu orang tewas, memicu gelombang protes pro-Palestina di berbagai negara. kota-kota besar di Australia.
Komunitas Yahudi menilai pemerintah tidak mengambil langkah penting dalam menangani kejadian ini.
(tst/pta)