Berita Mendikdasmen Kaji Model Sekolah untuk Korban Kekerasan Seksual

by


Jakarta, Pahami.id

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengaku masih mempelajari model sekolah untuk anak korban kekerasan seksual.

Abdul menjelaskan, pihaknya melakukan kajian tersebut menyusul rencana pembukaan sekolah khusus bagi anak-anak korban kekerasan seksual.


Ia mengatakan, kebutuhan sekolah luar biasa sangat penting karena seringkali mereka yang menjadi korban kekerasan seksual dikeluarkan dari sekolah. Oleh karena itu, korban dianggap mempunyai beban ganda.

Yang pertama menjadi beban karena sudah dikeluarkan dari sekolah dan yang kedua menjadi beban karena dia juga punya masalah dengan apa yang menimpanya, ujarnya usai bertemu Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri. , Selasa (12). /11).

Abdul mengatakan ada dua opsi yang sedang dikaji pemerintah terhadap korban kekerasan seksual. Opsi pertama adalah menyalin aplikasi sekolah khusus yang dikembangkan di Amerika.

Opsi kedua adalah melalui sekolah berasrama seperti yang telah diterapkan baru-baru ini. Abdul mengatakan, kajian akan dilakukan secara mendalam untuk meminimalisir permasalahan baru pasca berdirinya SLB tersebut.

“Jadi harus ada jalan keluarnya agar mereka tetap mau belajar dan kita harus memberikan kesempatan kepada mereka untuk tumbuh menjadi generasi bangsa yang tangguh dengan pendidikan yang kita berikan,” jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengatakan pemerintah berencana mendirikan sekolah khusus bagi siswa korban kekerasan seksual.

Perencanaan tersebut disampaikannya usai menghadiri Rakornas Pengkajian Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah di Sheraton Gandaria, Jakarta, Senin (11/11).

“Kemarin kita diskusi dengan Pak Menteri (Abdul Mu’ti) bagaimana anak-anak korban kekerasan seksual dan lainnya perlu mendapat perhatian khusus. Jangan sampai mereka dikeluarkan dari sekolah,” ujarnya.

Jika Anda mengalami, melihat, mendengar dan mengetahui tentang tindakan kekerasan atau pelecehan terhadap perempuan dan anak, hubungi SAPA melalui telepon 129 atau melalui WhatsApp 08111-129-129.

(tfq/chri)