Jakarta, Pahami.id —
Penjabat Pemimpin Umum PPPMuhamad Mardiono angkat bicara hati-hati soal pencopotan Plt Ketua dan Sekretaris DPW PPP Bali yang dinilai bias dan menuai protes belakangan ini.
Saat dimintai jawaban mengenai hal tersebut, Mardiono tak banyak bicara. Hal itu ia serahkan kepada Sekjen PPP Arwani Thomafi.
Nanti panjang ceritanya. Sekjen nanti yang menjelaskan, kata Mardiono usai menerima kunjungan Khofifah Indar Parawansa di kantor DPP PPP, Jakarta, Jumat (12/7).
Sementara itu, Sekjen PPP Arwani Thomafi menyatakan pemecatan Pj Ketua Umum Idy Muzayyad dan Pj Sekretaris M Thobahul merupakan pergantian yang wajar. Ia membantah hal itu ada kaitannya dengan isu Kongres Luar Biasa yang meminta pengganti Mardiono.
Apalagi, menurut Arwani, DPP tidak memecat seluruh pengurus. Menurut dia, pencopotan itu hanya dilakukan terhadap Pj Ketua dan Pj Sekretaris DPW PPP Bali. Arwani pun membantah pencopotan itu dilakukan secara sepihak.
Ada komunikasi, kata Arwani.
Setelah tersingkir, kata Arwani, Idy dan Toni akan dibawa ke DPP. Sedangkan posisi DPW Bali akan dipimpin oleh Muhammad Yunus Razak yang sebelumnya menjabat pengurus DPP.
Badai DPW PPP Bali di tengah isu Kongres
Surat pemberhentian Idy dan Toni tertuang dalam Surat Keputusan DPP PPP Nomor: 1053/SK/DPP/W/VII/2024 tanggal 8 Juli 2024 tentang pergantian kepengurusan DPW Bali. Namun keduanya keberatan.
Mereka menilai keputusan tersebut cacat hukum dan dilakukan tanpa melalui mekanisme organisasi sesuai AD/ART PPP yang digunakan serta mengabaikan etika ormas Islam.
“PPP itu partai Islam tertua. Harusnya tabayun dulu. Bukan seperti itu, main api dan api. Organisasi kelas desa pun punya aturannya,” kata Idy.
Sebelumnya, Awiek membantah pencopotan tersebut disebabkan isu Kongres Luar Biasa beberapa waktu lalu. Menurutnya, desakan Kongres tersebut tidak hanya didorong oleh DPW Bali saja, namun juga beberapa simpul partai lainnya.
“Bukan Bali saja yang usulkan ke Kongres, ada banom juga. Tidak ada tindakan seperti itu [pencopotan],” kata Awiek.
(thr/DAL)