Jakarta, Pahami.id —
Menteri Agama Nasaruddin Umar menjelaskan, dampak positif perjalanan bisnis ke pedesaan atau luar negeri hanya 0,5 persen berdasarkan hasil penelitian dari luar negeri.
Hal itu diungkapkannya pada Festival Integritas Kementerian Agama (IntegriFest) yang bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2024 di Jakarta, Senin (2/12).
“Kita baca data dampak positif perjalanan dinas. Ada kajian di luar negeri, manfaatnya sesuai yang ditargetkan dan dilakukan, hasilnya hanya 0,5 persen. Jadi hasil perjalanan dinas 0,5 persen,” ujarnya. Nasaruddin.
Nasaruddin menjelaskan manfaat perjalanan dinas tidak sesuai target sebenarnya. Oleh karena itu, ia mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto yang ingin menghemat perjalanan dinas.
Apalagi, katanya, uangnya sudah banyak dikeluarkan untuk perjalanan dinas ke luar negeri.
“Tapi kesimpulannya apa? Sama sekali tidak mencerminkan sesuatu yang sangat positif. Bahkan dengan zoom efisien, tampilan di laptop kita bisa disimpan dan kita bisa mendengarkan ceramah,” ujarnya.
Melihat itu, dia memastikan akan membatasi perjalanan dinas ke Kementerian Agama. Bahkan, ia mengungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mengurangi anggaran perjalanan dinas hingga 50 persen.
“Dulu Kemenag dan kementerian lain juga berkelompok. Sekarang kita bertahap beradaptasi dengan perjalanan dinas dan tidak perlu menggunakan rombongan. Buat apa melibatkan banyak orang kalau hanya bisa menyiapkan 2-3 orang, katanya.
Di sisi lain, Nasaruddin menegaskan korupsi merupakan perbuatan yang paling ilegal karena membawa kesengsaraan bagi masyarakat.
“Korupsi memang haram, paling haram, artinya merugikan masyarakat. Selain tidak menguntungkan diri sendiri, juga merugikan masyarakat,” kata Imam Besar Istiqlal itu.
Nasaruddin menyinggung sekaligus mendukung upaya Kepala Polisi (Ketu Nagar) Kementerian Agama menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam upaya mendukung pemberantasan korupsi.
Sebagai ASN Kemenag, lanjutnya, setiap orang harus bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan didirikannya Kemenag.
“Tentu tidak dapat saya pungkiri bahwa dalam mencapai tujuan tersebut banyak tantangan dan hambatan yang kita semua hadapi, baik dari segi ideologi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan,” ujarnya.
(rzr/gil)