Jakarta, Pahami.id –
Akademisi terkemuka di Amerika Serikat Di Thailand Paul Chambers menghadapi klaim setelah dianggap menghina Raja Maha Vajiralongkorn. Ini adalah kasus yang jarang bagi Lese Majeste yang menargetkan orang asing.
Polisi Kerajaan mengajukan keluhan Dewan Perwakilan Rakyat di Universitas Naresuan atas komentarnya selama diskusi online.
“[Chambers dituduh] Menghindari atau menunjukkan kebencian raja, ratu, pewaris takhta, atau wali kerajaan, “kata Polisi Thailand memanggil pada hari Jumat (4/4) belajar Afp.
Dia juga dianggap “menyebarkan data palsu yang dapat mengancam keamanan nasional.”
Chambers mengatakan tuduhan itu dimulai dengan pernyataan yang dibuat selama webinar pada tahun 2024. Pada waktu itu, ia membahas hubungan militer dan monarki Thailand selama sesi tanya jawab.
“Saya yakin saya bukan pertahanan pertama dalam beberapa tahun terakhir untuk menghadapi tuduhan ini,” katanya.
Meskipun diintimidasi, Chambers merasa ia mendapat banyak dukungan dari teman -teman universitasnya dan kedutaan AS.
Raja Thailand telah menjadi anti-kritikus. Bagi siapa pun yang dianggap menghina atau mengkritiknya dapat dihukum hingga 15 tahun penjara.
Para kritikus dapat dikenakan Pasal 112 undang -undang pemerintah. Pengamat mengevaluasi metode ini sebagai upaya untuk membungkam perbedaan.
(Isa/ASA)