Jakarta, Pahami.id —
Presiden Korea Selatan yang dituduhkan Yoon Suk Yeol kembali menolak perintah penyidik untuk menghadiri pemeriksaan hari kedua penerapan darurat militer pada Jumat (17/1).
Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Senior (CIO) mengatakan pengacara Yoon mengatakan kepada mereka bahwa kliennya tidak akan hadir hanya 10 menit sebelum sidang yang dijadwalkan pada pukul 14.00 waktu Seoul.
Pengacara Yoon, Yun Gap Geun, sebelumnya menceritakan Kantor Berita Yonhap bahwa Presiden tidak berencana menjalani pemeriksaan lanjutan meskipun CIO telah menjadwalkan ulang sidang pemeriksaan dari pagi hingga sore hari atas permintaan Presiden.
“Presiden Yoon sedang tidak sehat dan sudah menjelaskan posisinya kemarin secara lengkap, jadi tidak perlu ditanyai lebih lanjut,” kata Yun.
Yoon sendiri masih menjadi subjek penahanan sementara oleh pihak berwenang setelah beberapa kali absen dalam pemeriksaan. Proses penangkapan Yoon juga berlangsung dramatis, di mana aparat harus mengerahkan ratusan tentara dan bentrok dengan pasukan keamanan presiden (paspamres).
Sementara itu, CIO juga mengatakan pihaknya “hampir siap” untuk mengajukan surat perintah penangkapan resmi, kata seorang pejabat pada hari Jumat.
CIO mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers bahwa surat perintah tersebut kemungkinan akan diajukan ke Pengadilan Distrik Seoul Barat sebelum batas waktu 48 jam berakhir pada Jumat malam.
Keputusan CIO itu diambil setelah Yoon kembali menolak hadir pada ujian hari ini. Yoong telah ditahan selama tiga hari terakhir.
Yoon ditahan di pusat penahanan Seoul sejak Rabu malam setelah penyelidik menangkapnya di kediamannya beberapa hari lalu. Yoon kemudian dibawa ke kantor CIO di Gwacheon, terletak di selatan Seoul, untuk menjalani pemeriksaan yang berlangsung lebih dari 10 jam.
Yoon telah mengajukan permohonan ke Pengadilan Distrik Pusat Seoul untuk meninjau keabsahan penahanannya, namun pengadilan menolak permintaan tersebut pada Kamis malam, sehingga dia tetap ditahan.
(rds)