Berita Korban Tewas Kebakaran Apartemen Hong Kong Tembus 83 Orang

by
Berita Korban Tewas Kebakaran Apartemen Hong Kong Tembus 83 Orang


Jakarta, Pahami.id

Otoritas Hongkong menyebutkan jumlah korban meninggal akibat hal tersebut api Insiden di beberapa gedung apartemen mencapai 83 orang pada Jumat (28/11) dini hari.

Dari 83 orang yang dipastikan tewas, seorang petugas pemadam kebakaran berusia 37 tahun dan dua warga negara Indonesia yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga migran.


Pemimpin Hong Kong John Lee pada Kamis (27/11), seperti dilansir AFP, mengatakan jumlah korban masih bisa bertambah karena 279 orang belum ditemukan.

Pihak berwenang mengatakan api telah padam di kompleks apartemen berlantai empat yang memiliki hampir 2.000 unit itu lebih dari 24 jam setelah kebakaran terjadi di kompleks delapan gedung tersebut.

Mereka juga mulai menyelidiki penyebab kebakaran – kebakaran terburuk di pusat keuangan dalam hampir 80 tahun, setelah ledakan yang diikuti kebakaran menewaskan 135 orang pada tahun 1948.

[Gambas:Video CNN]

Kebakaran terbaru terjadi di kompleks apartemen di Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong, pada Rabu (26/11). Api dengan cepat membesar dan melahap bangunan yang masih dalam tahap pembangunan.

Komplek apartemen ini terdiri dari delapan blok. Kebakaran terjadi di tujuh blok, tiga blok di antaranya dilaporkan berhasil dikuasai.

Penghuni Pengadilan Wang Fuk, yang terletak di distrik Tai Po di utara Hong Kong, mengatakan mereka tidak mendengar alarm kebakaran dan harus pergi ke pintu untuk memperingatkan tetangga akan bahaya tersebut.

Polisi menyatakan, saat kejadian, kompleks apartemen tersebut ditutupi jaring. Jaring biasanya digunakan untuk menjaga bahan bangunan agar tidak terjatuh dari perancah.

Polisi menduga jaring menjadi penyebab api cepat membesar. Tersangka diketahui dari video kebakaran yang beredar.

Bahan jaring dalam konstruksi tidak boleh mudah terbakar. Kontraktor di Hong Kong harus memiliki sertifikat untuk memastikan hal tersebut.

Oleh karena itu, polisi kini juga menyelidiki keberadaan perancah bambu dan jaring plastik yang melilit bangunan tersebut sebagai bagian dari renovasi besar-besaran.

(AFP/CHRI)