Jakarta, Pahami.id —
Korban akibat api yang menghantam asrama sekolah Kenya bertambah menjadi 21 siswa.
Kabar tersebut diungkap pemerintah setempat pada Sabtu (7/9). Juru bicara pemerintah Isaac Mwaura mengungkapkan, 19 jenazah ditemukan di TKP, sedangkan dua mahasiswa lainnya meninggal di rumah sakit.
Kepala ahli patologi pemerintah Johansen Odor mengatakan otopsi terhadap korban akan dilakukan pada Selasa (10/9).
Asrama putra memiliki total 156 siswa yang tinggal di sana. Kini, sudah ditemukan 139 orang. Dari jumlah yang ditemukan, ada yang sudah dipulangkan dan ada pula yang dilarikan ke rumah sakit.
“Ini adalah bencana di luar imajinasi kami,” kata Isaac Mwaura saat konferensi pers di lokasi kejadian, dikutip AFP.
“Sangat menyedihkan negara ini kehilangan begitu banyak generasi muda dan berbakat di Kenya. Hati kami sangat sedih,” lanjutnya.
Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum telah menginstruksikan polisi untuk menyelidiki kebakaran yang menghancurkan asrama sekolah tersebut. Sebab, penyebab kebakaran saat ini belum diketahui.
Jika tragedi itu disebabkan oleh kecerobohan atau kelalaian, jaksa berjanji pihak yang bersalah akan diadili.
“(Investigasi sedang dilakukan untuk) menilai apakah tragedi itu mungkin terjadi karena kelalaian dan/atau kelalaian pihak mana pun yang bertanggung jawab,” kata Direktur Penuntutan Umum Renson Ingonga.
“Siapa pun yang dinyatakan bersalah dalam tragedi kebakaran itu akan segera dibawa melalui proses peradilan pidana yang sesuai,” lanjutnya.
Tim penyelidik pembunuhan dan ahli forensik mulai menyelidiki tempat kejadian untuk menemukan penyebab kebakaran. Sementara itu, akses media telah diblokir.
Sebelumnya, kebakaran terjadi di Akademi Hillside Endarasha di daerah Nyeri sekitar tengah malam. Api dengan cepat melahap ruangan tempat lebih dari 150 siswa sedang tidur.
Presiden William Ruto mengumumkan tiga hari berkabung nasional mulai Senin. Ia berjanji akan segera mencari tahu penyebab kebakaran dan mencari pihak yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
(pra)