Berita Kirim Pesan Penting ke Prabowo, AS Masih Singgung Masalah HAM

Jakarta, Pahami.id —

Pemerintah Amerika Serikat kirim pesan kepada calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto jika terpilih menjadi presiden Indonesia.

Gedung Putih tetap menyinggung isu HAM di Indonesia dalam pesannya.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan Washington tidak akan menyerah dalam memperhatikan dan memperjuangkan isu hak asasi manusia, hak sipil, dan nilai-nilai demokrasi.

“Dan Presiden tentu tidak segan-segan menyampaikan keprihatinan kami,” kata Kirby dalam jumpa pers, Selasa (5/3).

Kirby menyampaikan hal tersebut untuk menjawab pertanyaan wartawan mengenai catatan hitam Prabowo yang dituduh terlibat dalam penghilangan paksa aktivis pada tahun 1998.

Prabowo kini menjadi calon presiden paling unggul meski ditengarai memiliki rekam jejak tersebut.

Berdasarkan hasil penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (6/3), Prabowo Subianto memperoleh 75.361.187 suara atau 58,82 persen. Capaian tersebut berdasarkan 78,10 persen suara yang dikeluarkan KPU.

Suara Prabowo jauh lebih kuat dibandingkan dua rivalnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Anies menduduki peringkat kedua dengan 31.376.418 suara atau 24,49 persen. Sedangkan Ganjar di peringkat terakhir dengan 21.374.457 suara atau 16,68 persen.

Terkait pemilu (pemilu) di Indonesia, Kirby mewakili AS menyampaikan ucapan selamat atas suksesnya pemilu serentak yang berlangsung pada 14 Februari lalu.

Kirby menyatakan Washington siap bekerja sama dengan pemerintah Indonesia berikutnya dan siap memperkuat kemitraan strategis tersebut.

“Presiden [Biden] berharap dapat terlibat dengan pemerintahan baru dan memperkuat kolaborasi kami di bawah kemitraan strategis ini,” kata Kirby.

Kirby juga mengatakan, AS saat ini terus memantau secara ketat proses penghitungan suara yang sedang berlangsung di Indonesia.

“Kami memahami Menteri Subianto mempunyai kelebihan yang signifikan. Kami menjalin kerja sama yang sangat baik dengannya sejak beliau menjadi Menteri Pertahanan,” kata Kirby.

Kirby mengatakan jika Prabowo akhirnya terpilih sebagai presiden, AS “berharap dapat melanjutkan hubungan tersebut.”

Prabowo Subianto memiliki sejarah yang tidak menyenangkan dengan Amerika Serikat.

Ia pernah dilarang memasuki AS karena dugaan keterlibatannya dalam penculikan aktivis Indonesia pada tahun 1998 dan pembantaian warga Timor Timur.

Namun larangan tersebut dicabut setelah Prabowo menjadi Menteri Pertahanan Republik Indonesia.

(blq/baca)