Berita Ketua KPK Minta Anak Buah Cegah Penyelewengan Bantuan Bencana Sumatra

by
Berita Ketua KPK Minta Anak Buah Cegah Penyelewengan Bantuan Bencana Sumatra


Yogyakarta, Pahami.id

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (Komisi Pemberantasan Korupsi) Setyo Budiyanto akan menggunakan bawahannya untuk memantau penggunaan anggaran oleh pemerintah dan kementerian/lembaga yang diperuntukkan bagi bantuan. Bperencanaan Di tiga wilayah Sumatera-Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).

“Kami akan tunjuk wakil-wakil menteri terkait hal ini, baik itu koordinasi pengawasan maupun pencegahan, untuk bersama-sama memastikan tidak terjadi lagi penyimpangan terkait bantuan, ya kontribusi masyarakat,” kata Setyo usai ‘meresmikan dan meluncurkan Workshop Ranger’.


Setyo memahami pintu penyalahgunaan anggaran terbuka lebar. Untuk itu, kata dia, KPK akan berupaya menutup ruang tersebut untuk mencegah korupsi.

“Karena ini banyak, soalnya pintunya banyak, semua pihak bisa berkontribusi. Ada yang dilakukan secara langsung, ada pula yang melalui lembaga yang sudah mapan,” kata Setyo.

“Ini merupakan salah satu pemikiran dan upaya kami untuk mendukung apa yang dilakukan pemerintah agar proses penyaluran bantuan sesuai dengan peruntukannya,” kata pria yang sebelumnya dikenal sebagai jenderal bintang tiga di Polri itu.

Bencana ekologis yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memakan banyak korban jiwa dan merusak banyak fasilitas. Pemerintah Indonesia belum menetapkan status bencana nasional.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto dan anak buahnya menggelar rapat koordinasi bencana di Posko Pangkalan Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Minggu (7/12) sore.

Sejumlah keputusan diambil dalam rapat tersebut. Termasuk akses bantuan dan pembahasan perumahan sementara bagi korban terdampak.

Dugaan korupsi dibalik penebangan hutan di Sumatra

Sebelumnya, akhir pekan lalu, Setyo mengaku pihaknya belum berencana ikut mengusut aspek korupsi di balik penebangan atau penebangan hutan yang disebut-sebut ilegal dan memicu bencana Sumatera.

“Saat ini yang paling penting dilakukan pemerintah adalah melakukan penyelamatan, melakukan rehabilitasi, rekonstruksi terhadap peristiwa yang terjadi.

Dugaan Setyo, Komite Pemberantasan Korupsi juga memberikan perhatian pada pencegahan bencana ekologi melalui kemitraan antara deputi pencegahan dan pemantauan dengan Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM dan sebagainya.

Melalui kemitraan ini, berbagai kajian telah dilakukan untuk memperbaiki tata kelola, perizinan dan segala hal yang berkaitan dengan tanggung jawab masing-masing kementerian.

“Dan kita juga mempunyai kegiatan yang bernama Pengelolaan Sumber Daya Alam, ini merupakan gerakan yang kita lakukan untuk mengantisipasi penyalahgunaan dan penyelewengan terkait sumber daya alam,” kata Setyo.

“Tetapi sekali lagi karena ada kewenangan kementerian, maka kami kembalikan juga agar kementerian juga bisa melakukan perbaikan, melakukan kontrol terhadap apa yang diserahkan oleh otoritas masing-masing,” ujarnya.

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menemukan setidaknya ada lima lokasi penebangan hutan yang tidak mematuhi aturan. Kelima orang tersebut diduga menjadi pemicu banjir bandang dan tanah longsor sporadis di Sumatera pada akhir November lalu.

Kementerian Kehutanan mengatakan, penemuan kayu bulat yang terbawa arus menunjukkan adanya dugaan adanya kegiatan pembukaan lahan dan penebangan kayu yang tidak sesuai aturan.

Selain itu, ditemukan pula 12 subjek hukum yang terdiri atas perusahaan dan perseorangan yang diduga terkait dengan gangguan perlindungan hutan di kawasan hulu.

Sementara itu, Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri telah membentuk tim dan mulai melakukan penyelidikan atas penemuan kayu bulat yang tersapu banjir Sumatera.

(ryn/kum/anak-anak)